EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terus mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada Senin (27/7), rupiah menembus kisaran Rp 13.450 per dolar Amerika Serikat.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, nilai tukar rupiah tertekan karena ada sinyal kuat kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat the Federal Reserve (the Fed) pada akhir tahun.
"Ini bukan karena Yunani. Semua mata uang tertekan karena ada sinyal Fed Rate naik akhir tahun," kata Bambang di kantornya, Senin (27/7).
Akibat sinyal kenaikan suku bunga, para investor kini berlomba-lomba menanamkan modalnya ke dalam mata uang dolar AS. Hal ini yang membuat dolar AS menguat terhadap hampir seluruh mata uang.
"Tapi perlu diketahui bahwa rupiah menguat terhadap dolar Australia. Rupiah tertekan memang karena penguatan dolar AS," ucap Bambang.