EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (28/7) pagi, bergerak melemah sebesar 16 poin menjadi Rp 13.430 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.414 per dolar AS.
"Mata uang rupiah kembali bergerak melemah bersamaan dengan nilai tukar di kawasan Asia. Minimnya sentimen positif menjadi salah satu pemicu pelaku pasar uang di dalam negeri enggan mentransaksikan rupiah," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta.
Menurut dia, maraknya pemberitaan mengenai ekonomi Tiongkok yang berpotensi terkoreksi pada kuartal kedua 2015 memicu harga-harga komoditas terus mengalami pelemahan. Pelemahan harga komoditas itu akan menuurunkan pasokan dolar AS di dalam negeri karena Tiongkok merupakan salah satu rekan dagang utama Indonesia.
"Meski mata uang rupiah melemah tipis, namun tetap harus diantisipasi adanya potensi tekanan lanjutan karena di tengah maraknya sentimen negatif terutama dari global akan mendorong permintaan investor terhadap aset-aset mata uang 'safe-haven' meningkat," katanya.
Dia mengharapkan bahwa Bank Indonesia (BI) dapat menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah agar tidak terlalu bergejolak terhadap dolar AS karena dapat menambah pengaruh buruk bagi laju ekonomi nasional ke depannya.
Sementara itu, Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova mengatakan bahwa mata uang rupiah masih cukup kompetitif terhadap mata uang lainnya. Meski rupiah melemah tertekan terhadap dolar AS, namun rupiah relatif stabil terhadap mata uang euro dan dolar AS.
Ia mengharapkan bahwa data ekonomi Indonesia yang sedianya akan dirilis pada awal Agustus nanti mencatatkan hasil yang positif sehingga dapat mengimbangi sentimen negatif yang datang dari eksternal.