EKBIS.CO, JAKARTA --- PT Bank Danamon Indonesia (Tbk) mencatat laba bersih setelah pajak sebesar Rp 1,25 triliun pada semester I-2015.
Namun, pertumbuhan kredit secara total mengalami penurunan sebesar 3 persen pada periode yang sama. Total kredit yang disalurkan menjadi Rp 136,3 triliun dibandingkan semester I-2014 sebesar Rp 140,6 triliun.
"Kredit kepada segmen usaha kecil menengah (UKM), ritel, dan syariah mengalami pertumbuhan, sementara kredit pada segmen usaha mikro, kendaraan bermotor dan korporasi mengalami penurunan," jelas Direktur Keuangan Bank Danamon Vera Eve Lim dalam paparan kinerja semester I-2015 Bank Danamon di Menara Danamon Jakarta, Selasa (28/7).
Vera menjelaskan, kredit di segmen UKM tumbuh sebesar 7 persen menjadi Rp 21,6 triliun. Sedangkan kredit segmen ritel, termasuk kredit kepemilikan rumah dan kredit tanpa agunan serta kartu kredit, tumbuh sebesar 16 persen menjadi Rp 11,4 triliun dibandingkan Rp 9,8 triliun pada semester I-2014. Sementara, kredit segmen syariah tumbuh 46 persen menjadi Rp 2,8 triliun dibandingkan Rp 1,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kredit kepada segmen perbankan korporasi tercatat sebesar Rp 17,7 triliun atau turun 5 persen dibandingkan tahun lalu. Kredit ke segmen perbankan komersial tetap pada angka Rp 14,9 triliun dibandingkan semester I-2014.
Kredit kepada usaha mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) tercatat sebesar Rp 17,4 triliun, turun 15 persen dibandingkan Rp 20,4 triliun pada semester I-2014. Sementara, kredit kendaraan bermotor dan pembiayaan barang-barang konsumen melalui Adira Finance turun 4 persen menjadi Rp 48,6 triliun dibandingkan Rp 50,8 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Bank Danamon menargetkan pertumbuhan kredit sampai akhir tahun flight atau sekitar 1 persen. Pertumbuhan kredit, kata Vera, akan tergantung pada kondisi ekonomi di semester kedua. Selain itu pembiayaan Adira Finance berkontribusi 40 persen terhadap total kredit Danamon.
Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 147,4 triliun atau tumbuh 8 persen dibandingkan Rp 136,6 triliun pada semester I-2014. Giro dan tabungan (current and saving account/CASA) tumbuh 13 persen menjadi Rp 55,2 triliun dari Rp 48,8 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) naik menjadi 2,9 persen dari 2,1 persen tahun lalu. Peningkatan NPL merupakan kontribusi dari segmen korporasi terutama mining. Meskipun portofolionya hanya 2 persen dari total kredit. Selain itu juga kontribusi dari menurunnya kualitas aktiva di segmen mikro.
Rasio kredit terhadap DPK atau loan to deposit ratio (LDR) tercatat sebesar 89,6 persen dibandingkan 98,9 persen tahun lalu. Rasio kredit terhadap total pendanaan (consolidated loan to total funding ratio/LTF) berada di posisi 83,4 persen dibandingkan 91,4 persen pada periode yang sama tahun lalu. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat sebesar 18,5 persen dibandingkan 17,7 persen pada semester I-2014.
Direktur Utama Bank Danamon Sng Seow Wah mengatakan, kondisi makro ekonomi yang menantang pada semester pertama tahun 2015 berdampak pada bisnis Bank Danamon. Sehingga mengakibatkan turunnya permintaan kredit. Dia menambahkan, Grup Danamon saat ini fokus pada peningkatan produktivitas dan penurunan biaya penyaluran kredit. "Kami juga tengah fokus pada inisiatif cross-selling dan investasi pada segmen bisnis yang sedang berkembang lainnya," ujarnya.