Jumat 31 Jul 2015 04:24 WIB

OPEC tak Kurangi Produksi, Harga Minyak Dunia Makin Merosot

Rep: Sapto Andika/ Red: Ilham
Harga uMinyak Dunia Turun - ilustrasi
Foto: blogspot.com
Harga uMinyak Dunia Turun - ilustrasi

EKBIS.CO, MOSKOW -- Harga minyak dunia kembali merosot setelah Organisasi Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) memutuskan untuk tidak mengurangi produksinya. Kondisi ini menjadi terapi kejut kedua setelah sebelumnya harga minyak dunia sempat merangkak naik.

Patokan AS, minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman September turun 27 sen menjadi 48,52 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak Brent Eropa untuk pengiriman September merosot 7 sen menjadi 53,31 dolar AS per barel di London.

Sekretaris Jenderal Organisasi Negara Pengekspor Minyak, Abdullah el-Badri mengatakan, OPEC tidak akan mengurangi produksi dalam menanggapi harga yang lebih rendah. OPEC juga tidak khawatir tentang kemungkinan penambahan minyak Iran setelah kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara besar.

"Kami bertemu pada Desember tahun lalu dan kami bertemu pada bulan Juni tahun ini. Kami tidak siap untuk mengurangi produksi kami," kata Badri setelah pertemuan di Moskow dengan Menteri Energi Rusia, seperti dilansir Al Arabiya.

Penurunan pada Kamis mengikuti sesi fluktuatif dan kembali pada lintasan sebagian besar bawah untuk minyak AS. Sudah menjadi rahasia umum, sejak akhir Juni harga turun dari sekitar 60 per dolar AS barel menjadi 40-an per dolar AS per barel.

"Kami sebagian besar melihat pasar bergeser ke mode konsolidasi tenang berombak karena bekerja dari kondisi oversold jangka pendek, setidaknya menunggu dorongan jelas dari berita fundamental segar," kata Tim Evans, analis Citi Futures.

Data Kamis termasuk laporan Departemen Perdagangan AS bahwa produk domestik bruto tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 2,3 persen pada periode April-Juni, pickup dari yang lemah kuartal pertama. Namun sedikit di bawah pertumbuhan 2,5 persen yang diperkirakan oleh analis.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement