EKBIS.CO, JAKARTA -- Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan tingkat keyakinan konsumen pada Juli 2015 melemah dibandingkan bulan sebelumnya. Hal itu tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juli 2015 sebesar 109,9, turun 1,4 poin dari bulan sebelumnya.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan, pelemahan IKK tersebut didorong oleh penurunan pada kedua komponen pembentuknya. Yakni, Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masing-masing turun sebesar 1,5 poin dari bulan sebelumnya.
Secara regional, sebanyak delapan kota mengalami pelemahan IKK pada Juli 2015, dengan penurunan indeks terbesar terjadi di Pontianak (minus 25,1 poin) dan Makassar (minus 14,2 poin). Berdasarkan tingkat pengeluaran, penurunan IKK terbesar terjadi pada kelompok responden dengan tingkat pengeluaran lebih dari Rp 5 juta per bulan.
"Persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi Juli 2015 juga melemah dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini terindikasi dari Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) bulan Juli yang tercatat sebesar 98,8 lebih rendah dari 100,3 pada bulan sebelumnya," jelas Tirta dalam publikasi Survei Konsumen, Selasa (4/8).
Dia menjelaskan, melemahnya IKE pada Juli 2015 disebabkan menurunnya persepsi responden terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan enam bulan yang lalu. Indeks penghasilan saat ini tercatat sebesar 114,6 atau turun 5,9 poin dari bulan sebelumnya.
Sedangkan indeks lapangan kerja saat ini turun sebesar 1,2 poin dari bulan sebelumnya menjadi 84,9. Di sisi lain, peningkatan indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama sebesar 2,7 poin dari bulan sebelumnya menahan laju penurunan IKE lebih dalam.
Survei juga menunjukkan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang melemah dari bulan sebelumnya. Hal itu terindikasi dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Juli 2015 yang tercatat 120,9 atau turun 1,5 poin dari bulan sebelumnya.
Melemahnya IEK disebabkan oleh pelemahan pada seluruh komponen pembentuknya. Turunnya optimisme konsumen terhadap kegiatan usaha enam bulan mendatang ditengarai mempengaruhi melemahnya optimisme terhadap ketersediaan lapangan kerja dan penghasilan.
Hal itu ditunjukkan dengan turunnya indeks ekspektasi kegiatan usaha sebesar 2,1 poin dari bulan sebelumnya. Diikuti turunnya indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja dan indeks ekspektasi penghasilan yang masing-masing turun sebesar 1,2 poin dan 1,0 poin.
Hasil survei juga mengindikasikan bahwa konsumen memperkirakan tekanan kenaikan harga semakin menurun pada Oktober 2015. Hal ini terindikasi dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) tiga bulan mendatang yang turun 17,6 poin dari bulan sebelumnya menjadi 144,4. "Penurunan tekanan kenaikan harga diperkirakan terjadi pada semua kelompok komoditas, dengan penurunan terbesar terjadi pada kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau," imbuhnya.
Sementara itu, responden memperkirakan peningkatan jumlah tabungan tidak setinggi bulan sebelumnya. Perkiraan itu sejalan dengan melemahnya ekspektasi penghasilan. Hal itu terindikasi dari indeks perkiraan jumlah tabungan enam bulan mendatang (Januari 2016) yang tercatat turun 3,3 poin dari bulan sebelumnya menjadi 123,6.