EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan saat ini terus melakukan intervensi di pasar keuangan untuk menjaga stabilitas kurs rupiah. Deputi Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara juga mengatakan, intervensi itu menggunakan cadangan devisa dan terus mengantisipasi kenaikan suku bunga.
"Saat ini penguatan dolar terjadi di dunia bahkan membuat mata uang Eropa euro terdepresiasi 10 persen, mata uang Norwegia terdepresiasi 11 persen, dolar Australia 10 persen, dan Rupiah 8 persen," jelas Mirza, di Gedung BI Jakarta, Jumat, (7/8).
Menurutnya, Rupiah masih cukup kuat, terutama terhadap euro, dan dolar Australia. Maka, ia menegaskan, cadangan devisa saat ini masih baik dan cukup untuk membayar impor serta utang pemerintah yang jatuh tempo.
"Menurut saya, kondisi dolar menguat tinggal sebentar lagi, kalo September suku bunga Amerika naik. Mudah-mudahan situasi pasar keuangan akan lebih stabil," jelasnya.
Mirza menambahkan, sekarang inflasi mulai terkendali. Defisit impor barang dan jasa pun cukup signifikan.