EKBIS.CO, JAKARTA -- Perusahaan Penggemukan Sapi (feedlot) meminta pemerintah menjamin pasokan sapi lokal jika memang serius mengurangi impor sapi. Ketika harga daging tinggi, jangan semua mata menyalahkan pada feedlot yang hanya berkontribusi menyumbang 15-20 persen pasokan per tahun.
"Kenapa yang dipermasalahkan itu di feedloter, padahal 80 persen market share daging dipegang sapi lokal," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) Joni Liano pada Senin (10/8).
Secara nasional, kata dia, kebutuhan sapi potong untuk memenuhi konsumsi daging sapi sebanyak 3,6 juta ekor atau menjadi 650 ribu ton jika dijadikan daging. Jika dibandingkan dengan jumlah 750 ribu untuk sapi bakalan, maka ia hanya menyumbang 20 persen dari pasokan sapi lokal. Jadi yang mesti diperhatikan adalah memonitor keberadaan sapi lokal untuk menambal kekurangan pasokan.
Sebelumnya, Joni mengungkapkan pada 2014, impor sapi bakalan yang masuk ke perusahaan penggemukan sapi sebanyak 750 ribu ekor. Jumlah tersebut diharapkan dapat kembali terulang di 2015 bahkan seharusnya lebih. Namun pemerintah membuat kebijakan baru di mana hingga triwulan 3 2015, impor sapi yang masuk hanya 350 ribu ekor.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Muladno mengatakan ketersediaan daging sapi cukup untuk 5-6 bulan ke depan atau sampai akhir tahun. Hal tersebut berdasarkan hasil pemantauan stabilitas pangan hingga 6 Juli 2015.
Menurut Muladno, sebagian besar kebutuhan daging sapi dapat dipenuhi oleh pasokan sapi lokal. Sapi impor dibutuhkan sebagai buffer stock untuk memenuhi kebutuhan daging sapi pada awal tahun depan.