Senin 24 Aug 2015 19:00 WIB

10 Indikasi Memburuknya Kesejahteraan Masyarakat (2 Habis)

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Djibril Muhammad
Bank Dunia memperkirakan di 2015 sejumlah negara di Asia Timur dan Pasifik akan mengalami perlambatan dalam pertumbuhan ekonominya.
Foto: dok Republika
Bank Dunia memperkirakan di 2015 sejumlah negara di Asia Timur dan Pasifik akan mengalami perlambatan dalam pertumbuhan ekonominya.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Institute for Development of Economic dan Finance (Indef) menyatakan, tingkat kesejahteraan masyarakat semakin memburuk. Direktur Indef Enny Sri Hartati mengatakan, hal ini kontradiktif dari visi Nawacita yang digencarkan pemerintah.

Ia menambahkan, capaian kinerja ekonomi pemerintahan Jokowi sampai semester I menunjukan perkembangan yang memburuk. "Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2015 kembali melambat dan membawa sejumlah konsekuensi bagi target kesejahteraan sosial-ekonomi," ujarnya dalam Konferensi Pers di Kantor INDEF Jalan Batu Merah No 45 Pejaten Timur, Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (24/8).

Berikut 10 indikasi memburuknya tingkat kesejahteraan masyarakat:

6. Daya beli menurun

- Tingginya inflasi pada bahan makanan, telah menggerus porsi pendapatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan di luar kebutuhan pokok.

- Dampaknya terjadi penurunan penjualan hampir di seluruh produk-produk industri maupun barang-barang sekunder, seperti produk tekstil, semen, barang elektronika, kendaraan bermotor.

- Akibatnya konsumsi rumah tangga terus mengalami penurunan, pada triwulan I 2015 hanya tumbuh sebesar 5,1 persen dan triwulan II 2015 menurun lagi menjadi 4,9 persen.

7. Pembiayaan terhadap sektor riil (UMKM) menurun

- Menurunnya daya beli masyarakat berdampak langsung pada penurunan produktivitas nasional, utamaya penurunan permintaan masyarakat terhadap produknya industri pengolahan.

- Dampaknya, pertumbuhan kinerja sektor manufaktur anjlok, hanya tumbuh 3,81 persen pada triwulan I 2015. Banyak industri terutama usaha kecil ran menengah mengalami kesulitan kelangsungan usaha.

- Akibatnya, tidak hanya penyaluran kredit yang menurunan, namun tingkat kredit macet atau NPL juga meningkat.

8. Pengangguran Meledak

- Pertumbuhan sektor riil atau sektor tradble justru semakin merosot. Sektor industri manufaktur justru semskin anjlok prrtumbuhannya, bahkan sektor penggalian dan pertambangan tumbuh minus. Akibatnya, terjadi ancaman PHK hampir di seluruh sub sektor industri.

- Karenanya, angka pengangguran terbuka saat ini diperkirakan mencapai 7,5 persen.

9. Kemiskinan meingkat

- Dengan meningkatnya pengangguran terbuka, tentu berdampak langsung pada jumlah penduduk miskin. Karena sumber pendapatan hilang.

- Tingkat kemiskinan meningkat dari September 2014 sebesar 10,96 persen menjadi 11,50 persen pada Maret 2015.

10. Ketimpangan pendapatan semakin melebar.

- Tingginya suku bunga perbankan, di tenah perlambatan ekonomi, disamping menimbulkan kelesuan di sektor riil juga mendorong para pemilik modal semakin enggan berinvestasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement