EKBIS.CO, MEDAN -- Pengamat ekonomi Sumatra Utara Wahyu Ario Pratomo memperkirakan nilai tukar rupiah atas dolar AS masih sangat rentan hingga September 2015.
"Secara fundamental sebenarnya kondisi ekonomi Indonesia cukup baik. Tetapi kalau The Fed menaikkan suku bunga atau RRT mendevaluasi Yuan lagi, maka nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bisa melemah lagi," ujar Wahyu di Medan, Senin (24/8).
Namun melihat kondisi perekonomian Amerika Serikat semakin membaik, kemungkinan besar The Fed tidak jadi menaikkan suku bunga. "Melihat situasi seperti saat ini, maka diperkirakan kondisi rupiah masih rentan minimal hingga September," kata Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) itu.
Untuk bisa menekan agar nilai tukar rupiah tidak melemah lagi, maka memang pemerintah harus melakukan banyak hal. Mulai dari terus menguatkan perekonomian hingga menjaga agar pembelian dolar AS di dalam negeri tidak semakin bertambah banyak yang bisa mendorong penguatan dolar AS. "Penguatan dolar AS akan menyulitkan masyarakat termasuk pengusaha dan pemerintah," katanya.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa mengatakan, penguatan dolar AS menambah beban pengusaha. Seharusnya, kata dia, memang pengusaha bisa untung kalau dolar AS tinggi karena harga ekspor komoditas jadi mahal. "Tetapi dewasa ini, harga komoditas sedang anjlok. Pengusaha tidak untung, malah merugi," katanya.
Kerugian antara lain karena biaya impor semakin mahal. "Pengusaha kian sulit karena penjualan di dalam negeri juga semakin lemah akibat kesulitan keuangan," katanya.