EKBIS.CO, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) merilis kajian tentang pembangunan kilang mini di lapangan-lapangan yang sulit terjangkau transportasi konvensional. Kepala Bagian Humas SKK Migas Elan Biantoro menjelaskan, proyek kilang mini dengan kapasitas kurang dari 300 ribu barel ini bertujuan untuk mendekatkan sumur minyak dengan kilang pengolahan. Akibatnya, lanjut Elan, biaya transportasi dan perawatan pipa bisa dipangkas.
"Ide kita sih ini. Karena untuk pompa minyak saja biayanya bisa 35 dolar AS per barel. Kalau kilang-kilang mini bisa dibangun dekat dengan sentra industri sekalian, biaya seperti ini bisa dipangkas," ujar Elan, Kamis (27/8).
Namun, lanjut Elan, permasalahan yang muncul adalah kepastian pasokan untuk kilang-kilang mini yang dibangun. Elan mengaku, permasalahan pasokan minyak menjadi alasan klasik gagalnya pembangunan sejumlah kilang baru di Indonesia selama ini. SKK Migas sendiri sedang mengkaji kemungkinan agar suatu kilang bisa menerima pasokan dari lebih dari satu lapangan sekaligus. Dengan cara demikian, lanjut Elan, pasokan bisa dijaga.
Sementara itu, Direktur Utama PT Tri Wahana Universal Rudi Tavinos menyatakan, pihaknya telah siap menjalankan proyek pembangunan kilang-kilang mini di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Hanya saja, Rudi menyebutkan selama ini pihak swasta kerap kali terganjal permasalahan regulasi dan kepastian pasokan yang seret. Rudi meminta kepada pemerintah untuk bisa menjamin pasokan agar pembangunan kilang-kilang mini bisa berjalan.
"Regulasi yang saat ini adalah minyak itu jatah pemerintah harus dikasih ke Pertamina. Sementara saat ini kilang mini suruh bikin. Jadi harus jelas dulu. Mungkin regulasi tetap, di mana kilang mini untuk produk domestik dikasih terlebih dahulu," jelas Rudi.
Rudi mengungkapkan, saat ini perusahannya telah menjalankan kontrak 10 tahun dengan Exxon Mobil Cepu Limited. Kontrak ini mencakup pembangunan kilang mini dengan kapasitas sebesar 16 ribu barel minyak perhari. Secara teknologi, desain kilang mini ini bisa bertahan penggunaannya selama 40 tahun ke depan.
Selain itu, Rudi meminta pemerintah untuk bisa memberikan kepastian usaha bagi swasta untuk membangun kilang mini ini. Salah satunya, pihak swasta perlu memperoleh tax allowance dan insentif pajak lainnya. Pasalnya, investasi untuk membangun 10 kilang saja butuh investasi 120 juta dolar AS.
Wacana untuk membangun kilang mini ini muncul karena selama ini biaya transportasi minyak lewat pipa dinilai terlalu mahal.