EKBIS.CO, JAKARTA -- Melemahnya nilai rupiah di Indonesia berdampak pada buruh. Sekitar 100.000 buruh terancam Putus Hubungan Kerja (PHK).
"Dampak tersebut dimulai sejak sebelum lebaran, ketika harga dolar Rp 13 ribu," ujar Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Said Iqbal kepada Republika, Sabtu (29/8).
Sejak lebaran berakhir sampai sekarang, kata dia, ribuan buruh sudah mendapatkan PHK. Selain itu, banyak pengusaha yang telah gulung tikar. Mereka yang mengalami PHK adalah industri padat karya yang berada di daerah Semarang, Demak, Suryakarta, Tangerang, dan Pasuruan.
Terdapat sejumlah industri juga yang berpotensi akan mengurangi jumlah karyawannya. Misalnya industri yang sebulan sebelum lebaran sudah mengurangi jam kerja, shift kerja (lembur), dan merumahkan buruh. Biasanya, ini terjadi pada industri otomotif, elektronik, komponen, dan baja.
"Itu sudah terjadi sebelum lebaran, dan baru dipanggil sekarang," ungkapnya.
Pabrik-pabrik yang berpotensi tersebut antara lain berada di Batam, Bekasi, Karawang, Porwekerto, Jakarta, Pasuruan, Cimahi, dan sebagian Tangerang. Sebagai contoh, pabrik multi nasional di Pasuruan dan Bekasi. Mereka telah mengurangi karyawannya dari ribuan menjadi ratusan orang.