Ahad 30 Aug 2015 08:30 WIB

Ini Tujuh Kayu untuk Industri Kertas Temuan Indonesia

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ilham
Akasia
Akasia

EKBIS.CO, BOGOR -- Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menemukan potensi tujuh jenis kayu yang bisa digunakan sebagai alternatif pembuat bubur kertas. Kayu yang digunakan di Indonesia saat ini umumnya jenis akasia.

Kayu akasia berserat pendek, sehingga pengolahannya menjadi bubur kertas lebih mudah. Kepala Bagian Evaluasi Diseminasi, dan Kepustakaan KLHK, Nugroho Sulistyo Priyono mengatakan, akasia yang menjadi bahan baku utama merupakan tanaman yang rawan terhadap serangan hama dan penyakit.

Beberapa penyakit yang sering menyerang akasia dan mengurangi kualitasnya adalah penyakit hati, akar busuk, dan kanker batang disebabkan umumnya oleh jamur. Akibatnya, produk akhir pengelolaan hutan tanaman industri menjadi rusak.

"Sekarang sudah ada tujuh jenis kayu yang potensial menggantikan akasia, diantaranya gerunggang, binuang, dan jelutung," kata Nugroho kepada Republika di sela-sela Konferensi Jurnalis Sains Indonesia di Bogor, Sabtu (29/8).

Alternatif bahan dari jenis kayu di industri kertas, kata Nugroho, sangat dibutuhkan untuk mempertahankan keberlanjutan sektor ini di Tanah Air. Indonesia patut berbangga, sebab bisa menghasilkan bubur kertas sendiri, bahkan sudah bisa diekspor.

Sayangnya, kata Nugroho, tujuh jenis kayu alternatif di atas masih terdapat di hutan alam sehingga belum bisa digunakan untuk bahan bubuk kayu. Industri juga terjebak regulasi di KLHK, dimana ada peraturan menteri yang melarang pemungutan hasil hutan di hutan alam.

Regulasi ini dahulunya ditujukan untuk mengantisipasi penebangan hutan besar-besaran dan pencurian kayu. Menurut Nugroho, saat ini peraturan tersebut bisa dievaluasi kembali sehingga budidaya dan penggunaan ketujuh jenis kayu ini bisa dilakukan masyarakat dan pelaku usaha, tentunya dengan kaidah yang berlaku.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement