Ahad 30 Aug 2015 15:01 WIB

Ini Beda Kondisi Ekonomi Indonesia pada 1997 dengan 2015

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Angga Indrawan
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo (tengah) serta Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (kiri) dan Menteri Perdagangan, Thomas Lembong (kanan) menghadiri peresmian Forum Sistem Pembayaran Indonesia (FSPI) di Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (27/8
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo (tengah) serta Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (kiri) dan Menteri Perdagangan, Thomas Lembong (kanan) menghadiri peresmian Forum Sistem Pembayaran Indonesia (FSPI) di Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (27/8

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan kondisi perekonomian saat ini berbeda dengan kondisi pada 1997 atau 1998. Gubernur BI Agus Martowardojo menegaskan kondisi fundamental ekonomi di 2015 berbeda bila dibandingkan keadaan menjelang krisis 1997 sampai 1998.

"Secara fundamental, Indonesia saat ini lebih baik. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa indikator perekonomian," ujar Agus, Ahad (30/8).

Pada 1998, kata dia, pertumbuhan ekonomi tumbuh negatif sebesar -13,13 persen. Sedangkan saat ini diperkirakan masih tumbuh positif 4,9 persen.

Selanjutnya, kata dia, cadangan devisa pada 1997/1998 hanya sekitar 23 miliar dolar AS. Namun sekarang pada Juli 2015 sebesar 107,6 miliar dolar AS.

Sementara tingkat inflasi pada 1998 pun mencapai 77,63 persen. Sedangkan saat ini, kata Agus, mengarah pada inflasi rendah dan stabil yaitu 4±1 persen di 2015 dan 2016.

Tak hanya itu, rasio Utang Luar Negeri (ULN) pada 1998 sekitar 120 persen dari GDP. Sebaliknya, tahun ini hanya 33 persen dari GDP. "Dari sisi stabilitas sistem keuangan, pada 1998, ketahanan permodalan cenderung kurang dan rasio kredit bermasalah relatif besar. Sementara pasa posisi Juni 2015 CAR perbankan sebesar 20,1 persen, dengan NPL 2,6 persen (gross)," jelas Agus. Maka kemungkinan tak akan terjadi krisis ekonomi seperti pada 1997 sampai 1998.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement