EKBIS.CO, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melaporkan perkembangan kinerja industri asuransi jiwa di Indonesia sampai kuartal II 2015. Hasilnya, industri asuransi jiwa tetap membukukan kinerja positif, meski perekonomian nasional mengalami perlambatan.
Pertumbuhan total pendapatan premi naik hingga 26,6 persen menjadi Rp 67,82 triliun, pada periode sama tahun lalu hanya Rp 53,58 triliun. "Tidak dapat dipungkiri kondisi ekonomi nasional yang melemah, serta gejolak pasar saham pada kuartal kedua 2015 berdampak terhadap industri nasional, termasuk industri asuransi jiwa. Namun kami bersyukur industri asuransi jiwa masih dipercaya oleh masyarakat," ujar Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim, di Jakarta, Kamis, (3/9).
Hendrisman menjelaskan, peningkatan itu dipengaruhi oleh pertumbuhan bisnis baru sebesar 28,2 persen, serta premi lanjutan yakni 24,4 persen. "Baik total premi bisnis baru maupun lanjutan, keduanya merefleksikan peningkatan kesadaran masyarakat Inonesia terhadap pentingnya perencanaan keuangan masa depan," tambahnya.
Dari total pendapatan premi di atas, sebanyak 57,8 persen merupakan total pendapatan premi bisnis baru yang tumbuh 28,2 persen menjadi Rp 39,19 triliun. Menurut Hendrisman, pertumbuhan tersebut menjadi sinyal positif bagi asuransi jiwa, sebagai penyedia sarana proteksi keuangan jangka panjang untuk masyarakat.
Sedangkan total premi lanjutan kini Rp 28,63 triliun, setelah meningkat 24,4 persen. "Artinya semakin banyak masyarakat memahami sifat jangka panjang perlindungan asuransi jiwa, sehingga mereka terus berkomitmen mempertahankan kepemilikan polisnya," jelas Hendrisman.