EKBIS.CO, JAKARTA -- Melemahnya mata uang rupiah memengaruhi hampir seluruh industri di Indonesia, tak terkecuali industri telekomunikasi. Maka, perlu langkah tepat untuk mengantisipasi kemungkinan terburuknya.
Direktur Eksekutif ECONIT Advisory Group Hendri Saparini menyatakan, industri telekomunikasi saat ini tengah menikmati masa emas. "Kalau dulu orang nggak makan yang penting beli rokok, kalau sekarang orang nggak ngerokok yang penting beli pulsa," ujarnya, di Jakarta, Senin, (7/9).
Menurutnya, keinginan orang melakukan kegiatan di sektor ini sangat tinggi. Hanya saja kini perlahan turut melambat juga. Ia menjelaskan, sebelumnya pertumbuhan di industri telekomunikasi mencapai 10 persen, sekarang turun di kisaran sembilan persen.
"Maka bagaimana kita membuat pasar, selama ini Indonesia memang memiliki pasar terbuka secara finansial, tapi tidak punya pengaman, berbeda dengan Thailand, Cina, dan lainnya," jelas Hendri.
Menurut Hendri, Pemerintah perlu melakukan upaya jangka panjang, serta strategi untuk menyiasati kondisi sekarang. "Jadi jangan hanya mengendalikan rupiah, tapi ada juga upaya mengendalikan permintaan," tambahnya.
Ia menyatakan, ke depannya ada kemungkinan rupiah menguat. Hal itu tetap dipengaruhi faktor eksternal, dan bukan karena struktur ekonomi Indonesia yang berdaya saing.