Selasa 08 Sep 2015 08:00 WIB
Rupiah Melemah

Duh, Pelaku Pasar Masih 'Jauhi' Rupiah

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah di atas Rp 14 ribu.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah di atas Rp 14 ribu.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Sentimen negatif masih mewarnai laju rupiah yang mengawali pekan ini di teritori negatif. Pelaku pasar masih menjauhi rupiah seiring belum adanya sentimen positif yang hinggap pada rupiah.

"Belum adanya sentimen positif dari dalam negeri dan cenderung melemahnya sejumlah mata uang Asia memberi tekanan negatif pada rupiah," ujar kepala analis riset PT NH Korindo Securities Reza Priyambada, semalam.

Pelemahan sejumlah mata uang Asia dipicu spekulasi akan diperketatnya aturan transaksi (terutama saham dan valas) di Cina dan diperparah dengan rilis penurunan cadangan valas Tiongkok sebesar 93,9 miliar dolar AS menjadi 3,56 triliun dolar AS. "Penurunan cadangan valas yang dipersepsikan untuk menstabilisasi laju Yuan pasca didevaluasi memberikan sentimen negatif pada laju mata uang Asia, termasuk rupiah," ucapnya.

Tidak hanya itu, nilai tukar dolar AS pun kembali melonjak setelah mata uang Yen dan Swissfranc mengalami penurunan. Bahkan adanya ekspektasi akan penurunan cadangan devisa RI turut menambah sentimen negatif.

Meski laju rupiah telah berada di area support namun, belum terlihat adanya momentum pembalikan arah seiring dengan belum adanya berita positif. Kiranya perlu diwaspadai jika sentimen yang ada kurang positif. "Pasca target support kami berhasil ditembus, laju rupiah dimungkinkan akan kembali melemah," kata dia.

Tetap cermati sentimen yang akan dirilis dimana dapat berimbas negatif pada laju rupiah. Laju Rupiah di bawah target support 14.187. Rp 14.237-14.225 (kurs tengah BI).

Turunnya laju Yen seiring dengan melemahnya leading economic index dan coincident index Jepang memberikan sentimen positif. Akan tetapi, positif hanya untuk internal Jepang. Sementara laju bursa saham Asia lainnya cenderung melemah seiring beredarnya spekulasi akan diperketatnya aturan transaksi (terutama saham dan valas) di Cina dan diperparah dengan rilis penurunan cadangan valas Cina.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement