Jumat 11 Sep 2015 11:12 WIB

Indonesia Raih Transaksi Jutaan Dolar AS di Turki

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gedung Kementerian Perdagangan.
Foto: MgROL_37
Gedung Kementerian Perdagangan.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak mengatakan, produk unggulan Indonesia berhasil meraup transaksi jutaan dolar AS di ajang Izmir International Fair (IIF) 2015 di Turki. Produk yang menjadi primadona diantaranya produk kertas, tekstil, dan makanan olahan.

"Ini kabar baik di tengah lesunya perekonomian global," ujar Nus di Jakarta, Jumat (11/9).

Nus menjelaskan, selama pameran produk kertas dipesan sebanyak 2 kontainer per bulan, dengan nilai 1,5 juta dolar AS per bulan. Produk tekstil juga dipesan senilai 35 ribu dolar AS sampai 50 ribu dolar AS per bulan, dan produk kantung plastik  degradable senilai 262,5 ribu dolar AS per bulan. Selain itu, produk makanan olahan dipesan sebanyak 2 kontainer setara dengan 5 juta dolar AS.

Menurut Nus, pencapaian dalam pameran di Izmir ini sekaligus melengkapi surplus perdagangan Indonesia dengan Turki. Total perdagangan Indonesia-Turki pada 2014 mencapai 2,47 miliar dolar AS, sedangkan pada periode Januari-Juni 2015 mencapai 734 juta dolar AS.

Dalam periode 2010-2014, total perdagangan kedua negara mengalami pertumbuhan 16,56 persen pertahun. Dari sisi neraca perdagangan, Indonesia selalu mencatatkan surplus dengan Turki. Pada semester I 2015, Indonesia mencapai surplus sebesar 487 juta dolar AS.

Nus mengatakan, Kementerian Perdagangan bersama KBRI Ankara memanfaatkan kegiatan ini untuk melakukan penjajakan kerja sama dan menjalin jejaring bisnis untuk mempromosikan produk-produk ekspor Indonesia. Menurut Nus, Indonesia mesti memanfaatkan semua peluang untuk mengejar target perdagangan kedua negara sebesar 10 miliar dolar AS hingga 2019 seperti yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

"Sesuai amanat Bapak Presiden, kita semua bekerja keras dan terus menciptakan inovasi serta mengintensifkan kerja sama perdagangan antara kedua negara," kata Nus.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement