Jumat 11 Sep 2015 11:21 WIB

Terjadi Banyak PHK, Kemenkop Diminta Proaktif

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Koperasi dan UKM, Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga (kedua kanan) serta Agus Nursanto Pimpinan Wilayah BRI (kedua kiri) menyaksikan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah dilaksanakan di Kantor Cabang Bank BRI Pasar Minggu, Jakarta,
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Koperasi dan UKM, Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga (kedua kanan) serta Agus Nursanto Pimpinan Wilayah BRI (kedua kiri) menyaksikan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah dilaksanakan di Kantor Cabang Bank BRI Pasar Minggu, Jakarta,

EKBIS.CO, JAKARTA -- Paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Presiden RI Joko Widodo dinilai belum memberikan stimulus terhadap masalah ekonomi mendesak yang dihadapi bangsa. Masalah tersebut diantaranya lemahnya daya beli masyarakat dan maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK).

Adanya penambahan alokasi beras sejahtera selama dua bulan bisa sangat bermanfaat bagi rakyat kecil. Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listianto mengatakan kebijakan ini sangat berorientasi ke pedesaan. Dari sisi gol-nya, memang sumber kemiskinan berada di pedesaan.

Hanya saja perekonomian yang sedang lesu membuat mereka terdepak dari pekerjaannya. Pelatihan dan modal bisa membantu mereka mencari solusi. Pemerintah perlu juga membuka akses pasar bagi mereka. "Ciptakan kegiatan yang membuat orang membeli barang mereka, misalnya dengan memperbanyak bazaar," kata Eko.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) harus proaktif menghadapi perlambatan ekonomi. Sudah diatur dalam aturan ketenagakerjaan bahwa setiap perusahaan yang mau melakukan PHK harus melapor pada pemerintah dan mencari jalan keluarnya.

"Sebelum itu terjadi, Harus dirumuskan dari sekarang, daripada mereka beralih ke sektor infomal di perkotaan justru akan menimbukan masalah sosial baru di perkotaan," ucap Eko.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement