Jumat 11 Sep 2015 13:44 WIB

Indonesia Kerja Sama dengan Italia di Sektor Industri Tekstil

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Perindustrian, Saleh Husin menjabarkan industri kulit di Milan
Foto: Kementerian Perindustrian
Menteri Perindustrian, Saleh Husin menjabarkan industri kulit di Milan

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melanjutkan kerja sama pengembangan industri kulit, alas kaki dan tekstil dengan pemerintah Italia. Kelanjutan ini dilakukan melalui penandatangan kesepakatan teknis atau Technical Arrangement kerja sama sektor kulit dan tekstil.

“Saya harap melalui penandatanganan Technical Arrangement ini, asosiasi dan para pengusaha Italia dapat menindaklanjutinya dengan menanamkan modalnya di sektor-sektor kulit, alas kaki dan tekstil di Indonesia," ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin, Jumat (11/9).

Saleh mengatakan, pengembangannya diharapkan mampu memainkan peran penting dalam peningkatan kinerja perdagangan nasional dan menyejahterakan pelaku usahanya terutama dari IKM. Sejauh ini, produk kulit nasional telah dipasarkan ke berbagai negara tujuan ekspor utama seperti Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Inggris dan Jepang.

Jumlah perusahaan penyamak kulit mencapai 67 buah, dengan kapasitas terpasang 250 juta square feet dengan tingkat utilisasi 48 persen dan tenaga kerja yang diserap sebanyak 7.230 orang. Sementara itu, industri alas kaki nasional saat ini berjumlah 394 perusahaan dengan investasi mencapai Rp11,3 triliun pada 2014 dan menyerap tenaga kerja sekitar 643 ribu orang.

“Kerja sama ini sekaligus kesempatan kita berguru, berdialog dan ke depannya menarik investasi dari Italia karena mereka berhasil menggerakkan bisnis yang berorientasi industri berbasis kulit,” kata Saleh.

Rintisan kemitraan pengembangan industri alas kaki antar kedua negara ini telah dilakukan sejak tahun 2003. Kemitraan ini diwujudkan dengan mendirikan Pusat Pelayanan Persepatuan Indonesia yang diberi nama Indonesian Footwear Service Centre (IFSC). Salah satu tujuan awal pendirian pusat pelayanan tersebut adalah untuk mendukung pengembangan desain dan teknologi sepatu di Indonesia. Namun karena adanya bencana lumpur Lapindo di Sidoarjo maka rencana proyek bantuan Italia tersebut belum dapat diimplementasikan.

“Proyek tersebut akhirnya dibiayai oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian dan berganti nama menjadi Balai Pengembangan Perindustrian Persepatuan Indonesia (BPIPI),” ujar Saleh.

Kerja sama pengembangan industri yang lebih luas dengan Italia juga dilakukan sejak tahun 2012. Fokus kerjasama di bidang kerjasama teknik dan investasi untuk produk sektor tekstil, kulit, komponen serta suku cadang dan industri teknologi tinggi.

Bentuk-bentuk kerjasama tersebut telah dituangkan dalam Memorandum of Understanding on Cooperation In The Field Of The Development Of Industrial Sectors yang ditandatangani pada 12 Desember 2014 silam. Saleh mengatakan, penandatanganan kesepakatan tersebut diharapkan dapat menjadi payung hukum bagi pelaksanaan kerjasama teknik dan investasi bidang industri Kementerian Perindustrian dengan Pemerintah Italia yang saat ini tengah sedang dibangun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement