EKBIS.CO, JAKARTA -- Indonesia diprediksi akan mendapati "Window of Opportunity" pada 2020. Fenomena ini ditandai dengan rendahnya perbandingan antara jumlah angkatan tak kerja dan angkatan kerja yang dikenal dengan rasio ketergantungan, yakni di bawah 50 persen.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan, dari sisi ekonomi, kondisi itu membawa implikasi positif. Meliputi berlimpahnya pasokan tenaga kerja, meningkatnya jumlah tabungan, serta meningkatnya permintaan domestik. Hal ini mempu mendorong pertumbuhan ekonomi.
Data survei nasional, pada periode awal menunjukkan bonus demografi pada 2012 sampai 2014, memiliki tingkat partisipasi angkatan kerja yang cenderung stagnan. Angka partisipasi kerja wanita jauh lebih rendah dibandingkan pria. Tingkat pengangguran usia muda juga jauh lebih tinggi dibandingkan usia dewasa.
"Diperkirakan sekitar 55 persen dari total pengangguran merupakan kaum muda atau berarti satu dari lima anak muda di Indonesia tidak bekerja," ujar Kepala Puslit Penelitian Ekonomi LIPI Agus Eko Nugroho, melalui siaran pers, Kamis, (17/9). Ia menambahkan, nilai tersebut dua kali lebih tinggi dari Malaysia, dan tujuh kali lebih tinggi dari Thailand.
Agus menjelaskan, hal itu menunjukkan penyerapan tenaga kerja baru cenderung lambat. "Sektor manufaktur yang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja paling banyak justru hanya menyumbang sekitar 0,12 persen terhadap pertumbuhan penyerapan tenaga kerja di 2008," tuturnya.