EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Saleh Husin menyatakan, Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial bagi para investor dunia untuk membangun industri penerbangan. Pasalnya, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dan cakupan yang luas dengan adanya kepulauan.
Apalagi, saat ini masyarakat banyak membutuhkan transportasi udara karena menawarkan kecepatan. Industri penerbangan dinilai mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih tinggi.
Dalam satu dekade terakhir, pertumbuhan industri penerbangan di dalam negeri melonjak tajam. Sejumlah armada bersaing ketat merebut pasar domestik dan regional. Pada saat ini, industri penerbangan nasional memliki 61 maskapai penerbangan niaga, penerbangan yang terjadwal dan tidak terjadwal. Populasi pesawat pada 2014 mencapai 750 pesawat dan diperkirakan akan tumbuh mencapai 1030 pesawat pada 2017 mendatang. Saleh mengatakan, pesatnya pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia membuka peluang usaha bagi industri pembuat pesawat udara dan industri komponen pesawat udara.
Sementara itu, Direktur Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Hasbi Assidiq mengatakan, pentingnya kemampuan memproduksi komponen pesawat lokal yakni untuk melepaskan ketergantungan dari komponen impor, dan menumbuhkan industri di dalam negeri serta menangkap peluang pasar. Apalagi, pesawat yang sudah ada saat ini hanya memiliki TKDN mencapai 40 persen.
“Apabila kita bisa membuat komponen pesawat, itu menunjukkan kemandirian dirgantara, namun apabila kita membuat pesawat dan komponennya dari luar berarti kita ketergantungan dan ini berbahaya,” ujar Hasbi.
Hasbi menjelaskan, beberapa industri di dalam negeri sudah ada yang bisa membuat komponen, mulai dari komponen interior sampai komponen mesin. Menurutnya, ada beberapa industri permesinan yang sudah bisa membuat komponen dengan high precission untuk kebutuhan pesawat jenis Boeing dan Airbus.
“Ada satu pabrik di Tangerang yang punya peralatan proses produksi cukup canggih dan bisa ekspor,” kata Hasbi, Ahad (20/9).