EKBIS.CO, SURABAYA -- Menteri Tenaga Kerja M Hanif Dakhiri mendorong para Fatayat Nahdlatul Ulama untuk menjadi seorang sosial enterpreuner terutama dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA).
"Peranan perempuan dalam menghadapi era MEA adalah bagaimana ke depannya, perempuan harus bisa makin fokus pada upaya untuk peningkatan kompetensi maupun juga sertifikasi profesinya, sehingga mereka bisa mengakses pasar kerja," katanya usai memberikan materi Memandirikan Ekonomi Perempuan di Era MEA kepada peserta kongres Fatayat NU XV di Asrama Haji, Sukolilo, Surabaya, Ahad (20/9).
Ia mengemukakan, para perempuan juga harus mempunyai modal sosial untuk menjadi sosial enterpreuner sehingga bisa membangun wirausaha.
"Pada intinya, pemerintah ingin menjadikan perempuan sebagai salah satu kelompok atau sumber daya manusia yang memiliki kesempatan kerja yang sama dengan kaum laki-laki," ujarnya.
Ia mengatakan, masalah peningkatan kompetensinya ini yang dikejar terus supaya mereka juga lebih bisa berkompeten.
"Para perempuan bisa lebih profesional sehingga mereka ini bisa memiliki daya saing untuk masuk di pasar kerja baik dalam negeri maupun luar negeri," ucapnya.
Ia mengatakan, dari kongres Fatayat NU XV ini, Fatayat bisa menjadi ujung tombak dari peningkatan kompetensi perempuan, terutama di lingkungan Nahdlatul Ulama dan juga di masyarakat Indonesia.
"Kami ingin semua perempuan bisa mengakses jenis-jenis pekerjaan yang lebih baik, pekerjaan yang 'skill', pekerjaan yang profesional dan yang pasti bukan pekerjaan yang asal-asalan," katanya.