EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, meminta pemerintah untuk bisa bersikap lebih tegas terhadap menyikapi membanjirnya produk impor di negeri ini.
Di sisi lain, Tulus tetap memberikan dukungannya terkait rencana pemerintah mengeluarkan sejumlah aturan terkait deregulasi ekonomi. ''Tapi deregulasi ekonomi yang dikeluarkan itu harus bisa menekan impor barang-barang yang memang sudah ada atau bisa diproduksi oleh orang Indonesia,'' kata Tulus di Jakarta, Ahad (20/9).
Dengan menekan produk impor, Tulus mengatakan, pemerintah sesungguhnya sudah melindungi produk dalam negeri. Sekaligus juga, kata dia meningkatkan ekspor agar nilai rupiah naik. Produk-produk yang ditekan agar tak perlu diimpor seperti baja, bahan kebutuhan pokok seperti bawang, cabe, beras dan sejenisnya serta barang tekstil.
''Yang masih diimpor seperti sapi di mana untuk kebutuhan Jakarta dan Bandung saja sebanyak 40.000 ekor sapi per bulan. Selain itu, kedelai harus diimpor dari AS,'' ujarnya.
Menurut Tulus, bisa saja sapi dan kedelai tak perlu impor asalkan masyarakat Indonesia menahan diri dulu untuk tidak makan daging sapi dan kedelai. Sebagai pengganti daging ya cukup ikan saja.
''Tak makan daging sambil pelan-pelan meningkatkan produk sapi di Indonesia melalui peternakan. Tapi memang prosesnya lama. Demikian juga kedelai, lama juga,'' kata dia.
Tulus meminta agar pemerintah jangan terlalu takut untuk menekan impor, sebab kalau tidak, pemerintah dinilai neolib. ''Intinya kami ingin agar produk dalam negeri tidak mati,'' kata dia.