Selasa 22 Sep 2015 16:09 WIB

Ini Penjelasan SKK Migas Soal Ide Rizal Ramli atas Blok Masela

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli.

EKBIS.CO, JAKARTA - Deputi Pengendalian Operasi Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Muliawan menyatakan akan menindaklanjuti imbauan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli untuk mengkaji ulang rencana pembangunan unit pengolahan LNG terapung di Blok Masela, Maluku. Karena sebelumnya Inpex Corporation telah mengajukan secara resmi terkait pembangunan floating unit atau unit pengolahan PNG terapung di Blok Masela.

Muliawan mengungkapkan, berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh Inpex, justru pembangunan floating unit akan lebih murah dibanding dengan harus mengintegrasikan sumur dengan fasilitas di darat dengan pipa-pipa.

"Iya. Kalau menurut Inpex (lebih murah). Hitungan Pak Rizal bisa beda, karena kan bisa saja dapat informasi yang berbeda," ujar Muliawan, Selasa (22/9).

Dia menambahkan, LNG yang dihasilkan di blok Masela nantinya akan ditujukan untuk ekspor. Kebutuhan LNG dalam negeri dinilai tidak akan mampu menyerap seluruh produksi yang ada. Oleh karena itu, pembangunan fasilitas pengolahan akan diintegrasikan dengan target tersebut.

Selama ini, lanjut Muliawan, SKK Migas memberikan rekomendasi teknis sebatas sisi keekonomian eksplorasi dan produksi saja. Pernyataan Muliawan ini untuk menjawab ide Rizal Ramli atas penggunaan pipa agar bisa turut membangun Pulau Aru menjadi sebuah kota yang maju. Muliawan menilai, kajian SKK Migas tidak akan sampai sejauh itu.

"Yang pak menteri sampaikan multiplier effect ke downstream-nya bagaimana kita ga sampai ke situ, itu kan sampai pembangunan kota, lingkup SKK enggak akan sampai ke situ," ujarnya.

Seperti diberitakan, Menko Rizal meminta Menteri ESDM untuk melakukan kajian ulang atas rencana proyek pembangunan floating unit di Blok Masela karena dinilai mahal. Pembangunan pipa dan fasilitas di Pulau Aru dianggap lebih murah hingga 14 miliar dolar AS.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement