Selasa 29 Sep 2015 15:09 WIB

Paket Kebijakan Jilid II, Menperin: Biar Pak Presiden Dulu yang Umumkan

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Perindustrian Saleh Husin
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Menteri Perindustrian Saleh Husin

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin enggan berbicara banyak soal Paket Kebijakan Jilid II yang rencananya akan diumumkan pemerintah pada Selasa (29/9) siang ini.

"Nanti biar Pak Presiden aja," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/9).

Ia mengaku, baru akan menyampaikan kelanjutan Paket Kebijakan Jilid II itu pada Rabu (30/9) besok. "Kita akan menyampaikan keesokan hari, biar Pak Presiden dulu," lanjutnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, untuk paket kebijakan jilid II, pemerintah tidak ingin mengumumkan terlalu banyak secara sekaligus.

"Itu kelihatannya kehilangan fokus. Kita akan membatasi, mungkin pemerintah paling-paling 2 sampai 3 isu, kemudian BI dan OJK akan ada," ujar Darmin.

Disinggung mengenai fokusnya, dan akan banyak menyasar pada sektor perikanan, ia belum mau membeberkan lebih lanjut."Oh enggak juga, tapi ya nanti ajalah siang-siang. Ini saya harus ke istana loh," lanjutnya.

Soal skema, Ia menambahkan masih akan mengulangi apa yang dilakukan paket kebijakan jilid I dimana para menteri diminta menjelaskan secara bidangnya masing-masing.

"Akan bergantian, saya dan menteri-menteri terkait. Akan kita jelaskan ulang. Tambahan kan tidak banyak, jadi sekaligus aja per bidang, ESDM apa saja, industri apa aja, pertanian apa aja," katanya menambahkan.

"Kita masih tetep investasi dan mendorong ekspor. Memang ada BI, sedikit lebih khusus saya belum mau ngomong," tegasnya.

Paket kebijakan ekonomi tahap kedua akan diumumkan Hari ini, Selasa (29/9). Rencananya, paket tersebut akan diumumkan di Istana Negara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement