EKBIS.CO, JAKARTA -- Deputi Bidang Pengkajian dan Sumber Daya Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) Meliadi Sembiring mengaku anjloknya nilai tukar rupiah hingga menembus Rp 14.700 per dolar AS, sangat berpengaruh terhadap pelaku usaha kecil menengah.
“Kita melihat di lapangan, mereka banyak juga mengeluh, terutama yang menggunakan komponen-komponennya itu dari impor,” jelas Sembiring di Jakarta, Selasa (29/9) Dia mencontohkan dari sekian banyak pelaku UKM yang terkena dampak merosotnya nilai tukar rupiah seperti industri pembuatan tahu.
Dimana komponen kedelai masih impor. Kendati demikian, tak semua pelaku UKM mengeluh. Kata dia bagi mereka yang melakukan kegiatan ekspor, kondisi saat ini sangat menguntungkan.
“Kemudian produk yang menggunakan kulit juga masih impor. Dengan biaya produksi yang naik bagaimana agar biaya jual itu tidak terlalu tinggi, itu yang dipirkan kami dan para pelaku usaha,” tuturnya.