EKBIS.CO, BANDAR LAMPUNG -- Tak hanya menggangu kegiatan sehari-hari warga Sumatra. Bencana kabut asap juga dirasakan dampaknya oleh PT Pertamina (persero). Distribusi bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Sumatra Bagian Selatan terbukti terganggu.
GM Marketing Operations Region (MOR) II Herman M Zaini menyebutkan, gangguan dirasakan dalam hal pengangkutan melalui darat maupun sungai. Melalui darat, lanjut Herman, pengemudi truk BBM mendapat briefing tambahan setiap pagi untuk lebih berhati-hati akibat jarak pandang yang semakin minim.
Selain itu, Herman juga menyebut bahwa gangguan paling parah adalah pengiriman dari Lampung ke Jambi. BBM jenis Premium, Pertamax, dan Solar tidak dapat diangkut dengan menggunakan kapal karena asap semakin memperburuk kecepatan pengangkutan.
"Suplai ke Jambi itu yang dulunya 6-7 hari sekarang sudah sampai 10 hari. Karena sungainya sudah surut, tapi kecepatannya juga rendah karena takut nabrak," kata Herman usai menghadiri peluncuran uji pasar Pertalite di kota Bandar Lampung, Lampung, Selasa (6/10).
Herman juga menambahkan, tebalnya asap juga membuat sejumlah jadwal penerbangan terpaksa dibatalkan. Akibatnya, konsumsi avtur anjlok, dengan rata-rata penurunan 20 sampai 30 persen per hari. Bahkan, Herman mengatakan, tidak sekali dua kali jadwal penerbangan di Jambi batal sepenuhnya dalam satu hari.
"Yang parah lagi penerbangan. Tadi saya monitor, Palembang Jarak pandang 1.000 meter, jadi enggak bisa landing. Jadi nanti terbuka baru jam 11.00," ujarnya.
Kendati pengiriman BBM ke sejumlah wilayah di MOR II terkendala kabut asap, Herman mengakui juga ada penurunan permintaan. Selain penerbangan yang dihentikan, sekolah-sekolah yang diliburkan juga mengurangi konsumsi BBM masyarakat. Herman mengatakan, Pertamina MOR II tetap berkomitmen untuk menyalurkan BBM ke masyarakat.
"Kita ingatkan saja, terutama para pengemudi. Tiap pagi ada briefing kecepatan berapa agar tidak terjadi kecelakaan," kata Herman.