EKBIS.CO, ATAMBUA -- Peredaran mata uang rupiah di seluruh wilayah Indonesia masih belum maksimal. Hal ini sebagaimana diungkapkan Direktur Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Luctor E. Tapiheru.
"Memang peredaran mata uang rupiah ke seluruh wilayah Indonesia masih belum 100 persen," kata Luctor E. Tapiheru, Sabtu (17/10) di Atambua.
Namun, kata Luctor, BI akan terus berupaya mengalirkan mata uang rupiah ke seluruh wilayah NKRI. Ini, lanjutnya, sekaligus menjaga kedaulatan Indonesia terutama di wilayah yang berbatasan dengan negara lain.
Luctor mengatakan ketersediaan rupiah di perbatasan menjadi fokus yang tengah dikejar Bank Indonesia. Tambahnya, terpenuhinya kuantitas rupiah di daerah perbatasan bakal memicu pada kebiasaan serta kemudahan untuk menerima transaksi dalam mata uang rupiah.
"Kalo kita bisa 'guyur' rupiah sesuai kebutuhan itu dengan sendirinya kedaulatan bisa kita dapat," kata Luctor.
Setali tiga uang dengan Luctor, Kepala Perwakilan BI provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Naek Tigor Sinaga mengatakan salah satu wujud dari kecintaan terhadap tanah air tercermin dari perilaku dan sikap dalam menggunakan rupiah sebagai alat transaksi.
Tigor mengaku transaksi mata uang asing terutama di wilayah perbatasan patut diwaspadai. Katanya, beberapa kasus telah terungkap terkait transaksi dengan mata uang asing.
Untuk meminimalisasi kasus-kasus itu khususnya di wiliyah NTT, kata Tigor, Bank Indonesia menyelenggarakan acara Kesenian Tradisional sebagai Sosialisasi dan informasi melalui 'Gerakan Cinta Rupiah'. Ini dibarengi dengna HUT Kota Atambua ke-99.
Sementara, PLT bupati Belu Wilhemus Foni mengatakan kalau transaksi menggunakan rupiah sangat penting sebagai identitas bangsa. Lanjutnya, penggunaan rupiah di wilayah perbatasan juga menjadi simbol kedaukatan RI.