EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (26/10) pagi bergerak melemah tipis sebesar sembilan poin menjadi Rp 13.630 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.621 per dolar AS.
"Laju rupiah sedikit tertahan, namun secara tren nilai tukar domestik masih mencoba untuk bertahan di area positif," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada, di Jakarta, Senin (26/10).
Menurut dia, untuk mendorong kembali nilai tukar rupiah berada di area positif dibutuhkan tambahan sentimen yang lebih positif. Diharapkan sentimen dari rapat bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang sedianya akan dilaksanakan pada pekan ini direspon baik oleh pelaku pasar uang di dalam negeri sehingga tidak memicu pelemahan rupiah lebih dalam.
Ia menambahkan, sentimen kebijakan pemerintah dalam rangka mendorong perekonomian domestik dari penciptaan lapangan kerja hingga perkiraan Presiden Joko Widodo terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2015 sebesar 4,85 persen, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 4,67 persen, dapat menopang rupiah ke depannya.
"Meski kami belum dapat memastikan tren mata uang rupiah untuk jangka menengah-panjang, namun melihat sentimen yang beredar cukup baik maka potensi nilai tukar rupiah berbalik arah ke area positif cukup terbuka," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan pelaku pasar perlu memperhatikan sentimen dalam waktu dekat ini mengenai indikator fundamental domestik seperti inflasi Oktober 2015, produk domestik bruto (PDB) serta defisit neraca transaksi berjalan (CAD) pada kuartal III 2015.
Dari eksternal, lanjut dia, proyeksi bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang tidak menaikkan suku bunga acuannya (Fed fund rate) bisa menjadi faktor positif bagi nilai tukar rupiah untuk kembali berada di area positif.