Seiring berjalannya bisnis, pintu jaringan terbuka. Apalagi, ia rajin mengikuti berbagai macam seminar dan pameran makanan di beberapa kota. Pada 2005, ia mulai memiliki banyak koneksi pengusaha mikro, kecil dan menengah, bahkan menjadi aktivis di asosiasi UMKM. Koneksinya juga merambah dinas pemerintahan daerah setempat yang kemudian memperkenalkannya dengan tepung lokal bernama ganyong olahan petani asal Ciamis dan Sumedang, Jawa Barat.
Tepung ganyong itu juga dianggap sebagai peluang bisnis bagi Ely. Berdasarkan ragam penelitian, tepung ganyong merupakan bahan pengganti terigu yang punya banyak keunggulan. Di antaranya, banyak mengandung serat sehingga membuat kue aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Selain itu, ia ingin ikut menyosialisasikan konsumsi ganyong di masyarakat luas melalui kue-kue buatannya, seperti kue tar dan roti.
Seiring waktu, ia pun merasa ganyong lebih cocok digunakan untuk bahan baku bagelen. Melalui beragam eksperimen, rupanya ganyong tidak bisa sepenuhnya menggantikan terigu untuk bagelennya. Komposisinya, 50 persen terigu dan 50 persen lagi ganyong. Meski demikian, ia menilai ganyong sangat berguna untuk mengurangi penggunaan telur dalam adonan hingga 50 persen. Di samping itu, kandungan airnya yang sedikit membuat bagelen lebih awet dan tahan di toples hingga tiga bulan. Tekstur bagelen berbahan ganyong pun lebih kering dan renyah. Dengan resep andalannya ini, bagelen buatan Ely pernah memenangkan penghargaan.
Ely membuka toko kue di Jalan CisituLama VII RT/RW 007/010 No 4/154B Bandung 40135, Jawa Barat-Indonesia. Produknya juga dapat ditemukan melalui akun Instagram dan Twitter @NanamieBakery.