EKBIS.CO, PEKANBARU -- Bisnis di bidang perikanan budi daya lele dengan sistem bioflok atau berkolam di pekarangan rumah dapat meraup omzet puluhan juta mulai dari pembesaran ikan (budidaya) sampai dengan olahan produknya.
Salah satu Pemilik Usaha Budidaya dan Pengolahan Ikan Lele Ahmaddin Margolang mengatakan dia menekuni bisnis ini semenjak 2006. Hasil panennya langsung diolah dalam bentuk produk perikanan.
"Volume produksi bisa mencapai 2.000 Kg sampai 3.000 Kg kami produksi untuk budi daya lele, satu kilogram harga pasarannya Rp 15 ribu per kg," tuturnya di Pekanbaru, Ahad (20/3).
Oleh karena itu, menurutnya usaha di bisnis perikanan cukup berpotensi dan menjanjikan. Terlebih lagi produksi sekitar 2.000 per Kg sampai 3.000 Kg per bulannya itu hanya memanfaatkan media kolam bioflok perkarangan rumah. Hasil panen tersebut kemudian langsung diolahnya dalam berbagai produk perikanan diantaranya salai lele, peyek lele, abon lele, nugget lele dan keripik kulit lele. Diversifikasi bahan baku ke produk olahan perikanan akan menambah keuntungan.
Ia menjelaskan bahwa standarnya untuk produksi salai lele 400 kg sampai dengan 500 kg perbulannya. Jangkauan pemasarannya meliputi pasar tradisional, gerai oleh-oleh dan swalayan. "Harga di pasar tradisional untuk salai Rp75000 per kg kalau di toko bisa lebih mahal karena kemasannya tentu berbeda," tuturnya.
Ahmaddin menjelaskan bahwa usaha budidayanya dengan bioflok tak perlu diragukan lagi karena telah bersertifikat Good Aquaculture Practice. Sedangkan usaha pengolahan perikanan telah bersertifikat Good Manufacturing Practices. Keduanya dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Untuk melancarkan bisnis ini koordinasi dengan dinas terkait sering dilakukan terkait fasilitas, penyuluhan, pembinaan, pameran dan promosi. "Alat pengolahan serta bak budidaya di bantu oleh Dinas Pertanian Kota Pelanbaru," ungkapnya.