EKBIS.CO, SOLO -- Kinerja BPR (Bank Perkreditan Rakyat) se- wilayah Soloraya -- Solo, Karanganyar, Sukoharjo, Sragen, Boyolali, Wonogiri, dan Klaten -- boleh dibilang fenomenal. Betapa tidak, di tengah kondisi ekonomi lesu, kinerja mereka justru menunjukkan tren positif.
Berdasar pantauan lembaga OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Solo, pertumbuhan tersebut hampir terjadi pada semua lini. Bila ditinjau dari sisi pertumbuhan total aset, penyaluran kredit, maupun penyertaan DPK (Dana Pihak Ketiga), menunjukkan pertumbuhan signifikan,'' tutur Triyoga Laksito, Kepala Kantor OJK Solo, baru-baru ini.
Dari data yang dimiliki OJK, penyaluran kredit BPR pada Juli meningkat sekitar 10,42 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya. Selain penyaluran kredit, menurutnya Triyoga, pertumbuhan aset yang dikelola BPR juga mengalami peningkatan sebesar 13,33 persen secara year on year (yoy). Atau Rp 578,99 milyar pada Juli tahun ini.
Sedang untuk DPK (Dana Pihak Ketiga) terjadi pertumbuhan sekitar Rp 3.121,14 milyar. Atau mengalami pertumbuhan 17,25 persen secara year on year (yoy). ''DPK diperoleh dari komposisi tabungan dan deposito. Masing-masing Rp 1.331,59 milyar dan Rp 1.799,55 miliar.
Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Hendik S, menyampaikan, jika tingginya pertumbuhan DPK yang dihimpun pihak perbankan lebih, karena banyak masyarakat memilih /wait and see/ daripada membelikan barang. ''Melihat kondisi perekonomian yang terjadi saat ini, saya kira banyak pengusaha memilih menahan diri daripada berspekulasi,'' ujarnya.