Senin 02 Nov 2015 23:06 WIB

PLN Resmikan Pabrik Switchgear Pertama di Indonesia

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Maman Sudiaman
Petugas mengecek kelistrikan di Gardu Induk PLN, Cawang, Jakarta, Selasa (29/4).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
PLN

EKBIS.CO, SERANG -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN melalui anak usahanya, PT Prima Layanan Nasional (PLN) Enjiniring meresmikan groundbreaking pabrik switchgear untuk Tegangan Tinggi (TT) dan Tegangan Ekstra Tinggi (TET) pertama di Indonesia yang bekerja sama dengan PT Crompton Prima Switchgear Indonesia (CPSI).

Direktur Bisnis Regional Jawa bagian Tengah PT PLN (Persero), Nasri Sebayang mengatakan, peresmian pabrik switchgear tak lepas dari kebutuhan investasi dan operasi di sektor ketenagalistrikan yang masih sangat besar. Ia menilai, hal ini menjadi tantangan bagi PLN untuk dapat mengelola dan mengembangkan sumber dayanya secara optimal agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

Nasri menjelaskan, salah satu yang paling mendesak bagi PLN saat ini adalah optimalisasi biaya investasi dan operasional. Untuk biaya bahan bakar sebagai contoh, PLN dalam beberapa tahun terakhir terus berusaha memperbaiki komposisi bauran energi (energi mix) dengan mengurangi pemakaian pembangkit berbahan bakar batubara, gas, dan air.

Selain terhadap biaya bahan bakar di segmen pembangkitan, PLN, kata dia juga melakukan optimalisasi biaya pemeliharaan serta investasi pada sektor transmisi dan distribusi.

"Berbagai usaha dan terobosan telah dilakukan, salah satunya dengan mengembangkan sistem pengadaan yang lebih dapat memastikan diperolehnya barang dan jasa dengan kualitas handal dan harga yang lebih kompetitif," ujarnya di Kawasan Industri Modern Cikande, Jalan Raya Jakarta-Serang Km. 68, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, Senin (2/11).

Pengembangan sisten pengadaan, lanjutnya, dimulai dengan implementasi sistem pengadaan berbasis online E-Procurement, kemudian sistem pengadaan Joint Porcurement untuk peralatan material distribusi utama (MDU) dan Material Transmisi Utama (MTU) dan terakhir dengan penerapan sistem pengadaan mekanisme openbook untuk peralatan transformator dan switchgear.

"Dalam beberapa tahun terakhir, kita juga menyaksikan perkembangan ekonomi dunia yang sangat dramatis yang diindikasikan salah satunya dengan tajam dan cepatnya fluktuasi nilai tukar mata uang berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia," katanya menambahkan.

Fluktuasi rupiah terhadap dolar, sambung Nasri, juga merupakan salah satu risiko utama yang dihadapi PLN saat ini, mengingat masih cukup tingginya porsi mata uang asing dalam struktur komponen biaya operasi dan investasi perusahaan.

Untuk menjawab berbagai tantangan tersebut, PLN perlu dan telah melakukan langkah-langkah antisipasi yang bersifat strategis, sebagai contoh salah satu mitigasi atas risiko fluktuasi nilai tukar mata uang adalah penerapan mekanisme lindung nilai (hedging) sesuai dengan aturan dan rekomendasi yang dibuat oleh Bank Indonesia (BI).

Namun demikian, ia menilai, langkah yang lebih mendasar untuk mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar mata uang dengan berusaha semaksimal mungkin mengurangi ketergantungan perusahaan pada impor barang dan jasa dalam struktur operasional dan investasi.

"Artinya,  obatnya tidak lain adalah peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDB) atas barang dan jasa yang dikonsumsi perusahaan," lanjutnya.

Ia menambahkan, peresmian pabrik switchgear TT dan TET menjadi salah satu bukti nyata usaha PLN untuk meningkatkan TKDN dalan pengadaan barang dan jasa.

PLN, ia katakan, mengapresiasi kesediaan partner strategis, Crompton dari India, untuk bersama-sama mendirikan sebuah perusahaan join venture yang akan membangun dan mengoperasikan pabrik ini.

"Kita tentu harapkan produk switchgear akan dihasilkan nanti merupakan produk-produk berkualitas handal dan memiliki daya saing yang tinggi di pasar dalam negeri dan di kawasan asia tenggara dan pasifik," Nasri melanjutkan.

Nasri menjelaskan, Switchgear itu peralatan-peralatan yang ada di gardu induk. Dimana tujuannya untuk menyalurkan daya-daya dari pembangkit melalui transmisi untuk dapat disalurkan ke seluruh masyarakat.

"Itu alat-alat untuk kontrol, pengaman, menaikan-menurunkan tegangan, dan sebagainya," katanya menegaskan.

Untuk informasi, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) melalui anak usahanya PT Prima Layanan Nasional (PLN) Enjiniring menandatangani kontrak kerja sama pembelian (purchase agreement) komponen switchgear dengan PT Crompton Prima Switcoperas Indonesia (CPSI) pada Juni 2014 lalu.

Pabrik CPSI sendiri, merupakan perusahaan joint venture antara CG International Holdings Singapore Pte Ltd (anak usaha Crompton Greaves Ltd) dan PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (anak usaha PLN Persero).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement