Rabu 04 Nov 2015 03:42 WIB

Pengusaha Mebel Masih Sulit Impor Bahan Baku Penolong

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Djibril Muhammad
 Pekerja menyelesaikan pengerjaan mebel di Jakarta, Jumat (19/9).(Republika/Prayogi)
Foto: Prayogi/Republika
Pekerja menyelesaikan pengerjaan mebel di Jakarta, Jumat (19/9).(Republika/Prayogi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Bidang Kerajinan Rotan dan Bambu Asosiasi Pengusaha Mebel dan Kerajinan Indonesia (Amkri) Edy Saputra mengatakan, saat ini pelaku usaha mebel dan kerajinan masih mengalami kesulitan untuk mengimpor bahan baku penolong. Sebab, impor tersebut masih dikenai bea masuk yang tinggi.

Edy menjelaskan, impor bahan baku penolong seperti kain tekstil untuk mebel sangat dibutuhkan karena di dalam negeri belum bisa memproduksi. Biasanya, kain tekstil tersebut diimpor sesuai spesifikasi khusus dari pembeli. Impor ini khusus untuk pemenuhan bahan baku bagi produsen dan tidak akan dijual bebas.

"Padahal kita harus menangkap peluang ekspor mebel dan kerajinan, tapi impor bahan bakunya justru susah," ujar Edy di Jakarta, Selasa (3/11).

Edy mengatakan, selain kesulitan impor bahan baku penolong, impor barang yang dijadikan contoh juga mengalami kesultian. Menurut dia, barang contoh yang masuk seringkali dihadang bea cukai dan dikenai pajak tinggi. Padahal, barang tersebut tidak dijual bebas dan hanya diperlukan sebagai contoh produk dari negara pemesan.

"Tatanan industri hulu dan hilir harus dibenahi, selain itu perli ada kerja sama yang kuat antara pelaku usaha dan pemerintah," katanya.

Edy menjelaskan, ekspor mebel dan kerajinan pada 2015 cenderung menurun karena adanya pelemahan ekonomi global. Sementara itu, peluang peningkatan pasar dalam negeri masih sulit dilakukan.

Hal ini disebabkan oleh masyarakat Indonesia yang kurang menyukai desain produk mebel dan kerajinan di negeri sendiri. Kebanyakan, masyarakat Indonesia lebih suka dengan produk mebel buatan pabrik. Dengan demikian, untuk mengambil pasar dalam negeri diperlukan edukasi yang berkelanjutan.

Pangsa pasar mebel dan kerajinan Indonesia sebagian besar berada di Amnerika dan Eropa. Khusus untuk produk kerajinan bambu, Indonesia masih kalah dengan Vietnam dan Cina dari segi desain maupun teknologi. Padahal, permintaan pasar untuk produk kerajinan bambu sangat besar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement