EKBIS.CO, JAKARTA -- Pergerakan harga minyak mentah dunia yang mengalami kenaikan tidak menyurutkan laju dolar AS untuk bergerak naik. Imbas stabilnya kenaikan data-data manufaktur AS sebelumnya memberikan dorongan bagi laju dolar AS untuk menguat. Namun, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi masih bisa bertahan di zona hijau.
Akan tetapi, kenaikan laju dolar AS tersebut dapat diimbangi oleh terapresiasinya laju sejumlah mata uang seperti euro dan yen Jepang sehingga mampu memberikan sentimen positif pada laju rupiah. Kepala Analis Riset PT NH Korindo Indonesia, Reza Priyambada mengatakan laju rupiah yang dapat kembali menguat memberikan peluang yang baik untuk dapat melanjutkan kenaikannya.
"Diharapkan sentimen yang ada dapat membantu harapan kami terhadap laju rupiah yang dapat bertahan di zona hijaunya," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/11). Oleh karena itu, ia menilai perlu mencermati sentimen yang akan muncul. Laju rupiah diperkirakan di bawah target support Rp 13.695 per dolar AS dan Rp 13.625-13.580 (kurs tengah BI).
Imbas positifnya laju bursa saham AS dan Eropa dinilai mampu memberikan angin segar bagi bursa saham Asia sehingga dapat berbalik positif. Pelaku pasar pun memanfaatkan pelemahan sebelumnya untuk kembali masuk bursa Asia. Rilis tetapnya suku bunga acuan Australia cukup direspon baik oleh pelaku pasar. Akan tetapi, laju Nikkei cenderung tertekan dengan masih merespon negatif pelemahan data-data manufaktur Cina.