EKBIS.CO, JAKARTA -- Staf Ahli Menteri Keuangan Arif Budimanta mengatakan imbauan penghematan anggaran kepada kementerian dan lembaga tidak akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Sebab, penghematan anggaran ditujukan untuk belanja non-produktif.
Justru, dengan adanya surat edaran penghematan anggaran, setiap kementerian dan lembaga akan fokus menyerap anggaran untuk belanja-belanja prioritas yang memiliki efek dan manfaat langsung kepada masyarakat atau terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Tidak akan mengganggu pertumbuhan. Justru kami ingin mendayakan agar penyerapan anggaran di akhir tahun ini lebih tepat guna dan tepat sasaran," kata Arif kepada Republika.co.id, Selasa (10/11).
Dia menegaskan, pemerintah tidak melakukan pemangkasan terhadap belanja modal atau infrastruktur, melainkan penghematan anggaran untuk keperluan perjalanan dinas atau rapat.
"Intinya tidak sekadar mengejar target realisasi anggaran, yang didorong sekarang adalah kualitas bukan kuantitas," ucap dia.
Belanja pemerintah dinilai memiliki peran dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Bahkan, belanja pemerintah khususnya dalam pembangunan proyek infrastruktur, mampu memacu pertumbuhan ekonomi menjadi 4,73 persen dari kuartal II 2015 yang sebesar 4,67 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi pemerintah menjadi kelompok pengeluaran yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 6,56 persen terhadap kuartal III 2014. Pertumbuhan tertinggi kedua terjadi pada pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) sebesar 6,39 persen. Sedangkan, pengeluaran konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,96 persen.
Konsumsi pemerintah tumbuh paling tinggi karena meningkatnya realisasi pembangunan infrastruktur. Meningkatnya realisasi belanja pemerintah untuk pembangunan infrastruktur membuat sektor konstruksi tumbuh 4,88 persen terhadap kuartal II 2015. Pada kuartal II 2015 terhadap kuartal I 2015, sektor konstruksi hanya tumbuh 3,14 persen.
Pembangunan infrastruktur juga meningkatkan penyerapan tenaga kerja di sektor konstruksi sebanyak 930 ribu orang dari Agustus 2014-Agustus 2015.