EKBIS.CO, DEPOK -- Mantan Wakil Presiden Indonesia, Boediono mengatakan, kebijakan sisi penawaran (supply side) dinilai menjadi kunci utama untuk masuk dalam jalur pertumbuhan berkelanjutan. Efektifnya kebijakan sisi suplai harus fokus dan diarahkan pada tiga bidang.
"Pembangunan infrastruktur, pembangunan institusi (infrastruktur lunak), dan pembangunan kemanusiaan, dalam jangka panjang yang menentukan adalah kualitas manusia bukan kuantitas," kata Budiono dalam Seminar Indonesia Economic Outlook, Enhancing the Supplay Side To Achieve a Sustainable Growth di Universitas Indonesia, Kamis (12/11).
Menurutnya, dengan membangun infrastruktur artinya membangun sistem jaringan pelayanan yang terintegrasi. Diakuinya, pembangunan ini harus bertahap, karenanya harus didahului dengan rencana induk. "Setiap tahapan itu harus setia pada rancangan induk, bukan usulan dadakan yang muncul karena alasan dadakan akibat ketersediaan biaya," ujarnya.
Kedua, adalah pembangunan institusi yang lebih rumit dibanding infrastruktur. Di sini pembangunan bukan secara fisik melainkan sistem kerja. Boediono menjelaskan, berdasarkan penelitian di berbagai negara, institusi yang buruk akan menghambat kemajuan yang lebih mendasar dibanding infrastruktur yang buruk.
"Deregulasi paket kebijakan itu bentuk pembenahan institusi. Ini tidak cukup melandasi sustainable growth jangka panjang," tuturnya.
Ketiga, ia menyebut pembangunan manusia dengan meningkatkan kualitas manusia secara utuh. Pembangunan manusia menurutnya adalah yang paling menentukan upaya pembangunan dan eksistensi bangsa.
Di sini, sasaran prioritas harus pada generasi penerus. Menurut Boediono, programnya harus mencakup kesehatan, pendidikan, dan perlindungan anak. "Idealnya setiap anak Indonesia sejak dari rahim sampai remaja harus mendapatkan pelayanan maksimal dengan tiga program tadi. Jangan terlambat atau manusia baru yang kita harapkan akan tinggal impian. Anak-anak yang kita dapatkan nanti akan kerdil jasmani dan rohani," papar dia.
Ia mengakui ketiga hal itu perlu waktu jangka panjang untuk mencapai sasarannya. Butuh upaya kompleks dan bahkan hitungan antar generasi. "Ini upaya jangka panjang fokus pada faktor-faktor yang menentukan kemajuan ekonomi jangka panjang, bahkan menetukan pasar sendiri dalam jangka panjang," ungkap Boediono.