Ahad 15 Nov 2015 21:46 WIB

Menteri Basuki Janji Tambah Kapasitas Daya Tampung Air Nasional

Rep: Sonia Fitri/ Red: Maman Sudiaman
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono
Foto: ROL/Casilda Amilah
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menpupera), Basuki Hadimuljono mengamini rendahnya kapasitas daya tampung air secara nasional. Pada kondisi ketersediaan air Indonesia yang besar hingga 3,9 triliun meter kubik per tahun, kapasitas daya tampung saat ini baru 15 miliar meter kubik saja.

"Kita sedang membangun 49 waduk untuk lima tahun mendatang, targetnya nanti ada peningkatan kapasitas sekitar 5-8 persen atau menjadi 19 miliar meter kubik," kata dia dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (15/11).

Keberadaan 321 bendungan saat ini, lanjut dia, hanya mampu untuk mensuplai air bagi keperluan irigasi sekitar 11 persen dari total lahan irigasi  sekitar 7,4 hektar.  Ketersediaan air pada waduk sangat vital karena menjadi sumber pengairan lahan sawah di Indonesia. Jika kapasitas ditingkatkan, otomatis produksi pangan makin terkatrol naik.

Peningkatan kapasitas air utamanya akan difokuskan pada kawasan perbatasan agar kondisinya layak menjadi pintu terdepan bagi suatu negara. "Daya saing infrastruktur kita tergolong masih rendah, meskipun 10 tahun terakhir sudah naik peringkatnya, namun masih tertinggal dibanding negara-negara lain," ujarnya. Oleh karena itulah pemerintah terus melakukan percepatan pembangunan infrastruktur. (baca juga tulisan ini)

Menteri Basuki juga menyinggung soal rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan memanfaatkan tenaga hidro dari 65 waduk baru. Menurutnya mengembangkan energi air sangat menguntungkan dari sisi biaya yaitu lebih murah. Diperkirakan terdapat potensi listrik hingga 39 Giga Watt dari energi air yang terlewatkan. "Sangat disayangkan pemanfaatannya masih relatif kecil yakni sekitar 7 Giga Watt." ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement