EKBIS.CO, MANILA -- Menteri Perdagangan Thomas Lembong menyampaikan negara anggota Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) mengakomodasi konsep daftar produk yang berpengaruh terhadap peningkatan pembangunan atau development goods yang diusulkan pemerintah Indonesia.
Konsep tersebut, lanjut Lembong, masih akan dilanjutkan dalam pembahasan tehnis guna menentukan produk yang dapat masuk dalam kriteria development goods.
"Ini masih baru permulaan, ini masih perlu dilanjutkan diskusi teknis di tingkat Senior Official Meeting (SOM)," kata Thomas di Manila, Filipina.
Dalam konferensi APEC ini, terdapat sebanyak 157 item barang yang diajukan oleh seluruh negara anggota. Indonesia, kata Thomas, mengajukan lima jenis produk. Kelima produk tersebut yakni kelapa sawit, karet, rotan, kertas, dan perikanan.
Thomas menyampaikan, para negara anggota pun menyampaikan tanggapan yang positif terhadap konsep development goods ini. Kendati demikian, terdapat negara yang masih mempertanyakan kriteria dan konsep tersebut.
Lebih lanjut, Thomas menyampaikan, saat ini ia juga tertarik untuk mengajukan item perhiasan ke dalam development goods. "Saya sekali lagi tertarik mau masukin perhiasan, kalau bisa. Perhiasan dan kerajinan lah," kata Thomas.
Sebab, menurut dia, Indonesia memiliki daya saing yang tinggi dalam memproduksi perhiasan. Nilai ekspor perhiasan juga tercatat sebesar 5 milyar dollar tiap tahunnya dan meningkat hingga 25 persen per tahun.
Konsep development goods ini merupakan daftar produk yang dapat membantu meningkatkan perkembangan ekonomi dan mengurangi angka kemiskinan. Konsep ini juga dipelopori oleh tiga negara lainnya, yakni Peru, Vietnam, dan Papua New Guinea.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan konsep development goods dibahas dalam pertemuan para pemimpin negara anggota APEC kemarin. "Itu sudah kita bicarakan," kata JK.
Baca juga: Muda dan Tampan, Idola Baru di KTT APEC