EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (27/11) pagi, menguat tipis sebesar tiga poin menjadi Rp 13.739 dibandingkan posisi sebelumnya sebesar Rp 13.742 per dolar AS.
"Mata uang dolar AS masih cukup solid di tengah memuncaknya harapan kenaikan suku bunga pada bulan yang sama sehingga laju mata uang rupiah cenderung terbatas," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, Jumat (27/11).
Ia menambahkan bahwa terbatasnya laju mata uang domestik juga dikarenakan hari libur Thanksgiving di Amerika Serikat, situasi itu memicu aktivitas perdagangan di negara berkembang bergerak lesu. Di tengah situasi itu para pelaku pasar cenderung enggan memasuki pasar dengan posisi besar.
"Di pasar keuangan Asia termasuk Indonesia, fluktuasinya cenderung bergerak rendah di awal sesi perdagangan di tengah masih berlangsungnya hari libur 'Thanksgiving', kemungkinan pasar komoditas seperti emas dan minyak juga akan bergerak terbatas," katanya.
Ia menambahkan bahwa pada pasar Eropa, situasinya masih cenderung negatif karena sentimen pelonggaran moneter lebih lanjut dari bank sentral Eropa (ECB).
Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan bahwa ramainya pembicaraan mengenai kemungkinan ECB akan melanjutkan stimulus secara agresif, memicu melemahnya mata uang euro.
"Perbedaan kebijakan moneter yang diterapkan antara ECB dan bank sentral AS (The Fed) membuat dolar AS akan bergerak solid, pelaku pasar akan cenderung memilih dolar AS sebagai aset 'safe haven'," katanya.