BANDUNG --BANDUNG--Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menantang PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk (BJB) untuk menangkap minimal 2 juta nasabah Simpanan Pelajar (Simpel) di Jabar. Saat ini, total jumlah pelajar di wilayah Jabar diperkirakan mencapai 9 juta orang.
"Saya tantang BJB sebagai bank daerah Jabar untuk meraup kue Simpel terbesar di Jabar," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher pada aktivasi tabungan BJB Simpel di Gedung Sate, Jumat (27/11).
Sehari sebelumnya, Bank BJB melakukan aktivasi tabungan Simpel di Serang, Banten, yang diresmikan langsung oleh Gubernur Banten, Rano Karno. Pada kesempatan tersebut juga dilakukan pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi dan kutang mampu, serta corporate social responsibility (CSR) bagi 390 siswa dari keluarga kurang mampu.
Menurut Aher, manajemen pengelolaan keuangan harus diajarkan kepada anak-anak sejak dini. Ini penting agar mereka terlatih dalam perencanaan keuangan. Aher pun mengingatkan pentingnya perencanaan keuangan pada anak-anak, salah satunya dengan menabung di bank. "Menabung harus jadi kebiasaan, bahkan kewajiban. Kita enggak pernah tahu apa yang terjadi ke depan," katanya.
Sebagai generasi penerus, kata dia, pengelolaan keuangan negara di masa akan datang berada di tangan mereka. Nantinya, mereka yang akan mengelola keuangan.
"Uang migas, pertambangan nanti mereka kelola. Jadi anak-anak harus disiapkan, karena nanti mereka yang mengendalikan, mendistribusikan, dan mengelola uang," katanya.
Oleh karena itu, Aher meminta Bank BJB sebagai BUMD milik Pemprov Jabar agar terus mengembangkan produk simpel yang baru diaktivasi ini. Terlebih, jumlah siswa di Jabar yang sangat banyak akan menentukan keberhasilan simpel yang merupakan program pemerintah pusat ini.
"Kalau digabungkan, pelajar di Jabar jumlahnya 9 juta lebih. Simpel harus paling berhasil di Jabar," katanya.
Aher mengatakan, keberhasilan dalam memasarkan simpel ini pun akan membantu likuiditas Bank BJB. Sehingga, bukan tidak mungkin berbagai proyek infrastruktur strategis di Jabar bisa dibiayai melalui pinjaman BIJB.
Kalau ada 2 juta siswa yang menabung di BJB, kata dia, dikali rata-rata Rp 1 juta, maka akan ada Rp 2 triliun. "Proyek seperti Bandara Internasional Jawa Barat (Kertajati), beres dari BJB," katanya.