EKBIS.CO, BANDAR LAMPUNG -- Sebanyak 1.000 ekor sapi indukan PT Australia Stockfeed Breedlot (ASB) yang merupakan anak perusaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk tiba di Pelabuhan Panjang, Kota Bandar Lampung, Kamis (3/12). Selama 10 hari karantina, sapi-sapi tersebut diangkut ke feedloter PT Santosa Agrindo (Santori) di Jabung, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Muladno, bersama Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung, Bambang Erman, dan pihak Japfa grup, meninjau langsung 1.000 ekor sapi yang masih berada di dalam kapal. Sapi-sapi tersebut baru saja melakukan pelayaran dari Australia.
Menurut Muladno, kebutuhan daging sapi dalam negeri selalu meningkat seiring dengan meningkatnya populasi penduduk negeri ini. Untuk itu, ia menyatakan Indonesia masih mengimpor sapi, seperti yang dilakukan PT ASB.
"Kami terus melakukan pertemuan intensif dengan pihak Australia, agar bisa impor sapi lagi dari Australia, setelah tiga tahun tidak impor," kata Muladno seusai meninjau ribuan sapi dalam kapal di Pelabuhan Ekspor Impor Panjang, Kamis (3/12).
Ia mengatakan pemerintah berhasil menyederhanakan protokol kesehatan hewan. Dengan demikian biaya persyaratan karantina dan pemeriksaan kesehatan hewan di negara asal menjadi turun secara signifikan. Selain itu, adanya pengurangan biaya impor indukan.
Menurut dia, penyederhanaan protokol kesehatan hewan impor sapi indukan serta masa karantina di negara asal berkurang dari 14 hari menjadi tujuh hari memberi dampak penghematan. Pengurangan masa karantina berdampak langsung pada penurunan biaya karantina dan pemeriksaan kesehatan hewan.
"Biaya karantina sapi indukan turun dari 220 dolar Amerika Serikat (AS) per ekor menjadi hanya 50 dolar AS per ekor. Jadi, dengan relaksasi protokol impor tersebut ada potensi hemat sebesar 2,3 triliun rupiah," kata Muladno.