EKBIS.CO, NUSA DUA - Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juda Agung meyakini Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), tidak akan menaikkan suku bunganya terlalu tinggi. Sebab, perekonomian Amerika akan terganggu apabila suku bunga naik terlalu tinggi.
"Kalau dolar AS terlalu kuat, tidak bagus juga bagi Amerika. Karena itu, mereka akan berhati-hati melakukan penyesuaian di suku bunganya pada Desember ini dan tahun depan," kata Juda kepada wartawan di Nusa Dua, Bali, Kamis (10/12).
Sesuai skenarionya, kata Juda, suku bunga the Fed akan naik 100 basis poin (bps) dalam satu tahun. Itu artinya, dalam setiap kuartal akan ada kenaikan 25 bps dalam setiap kuartal. "Tapi, banyak yang mengatakan bahwa mungkin lebih rendah dari itu (100 bps)," ujarnya.
Juda optimistis tidak akan ada gejolak ataupun tekanan berlebih terhadap perekonomian Indonesia meskipun suku bunga the Fed naik 100 bps pada tahun depan. Alasanna, para pelaku pasar sudah sejak lama melakukan penyesuaian terhadap kenaikan suku bunga ini. BI, tegas dia, juga akan terus melakukan antisipasi agar kenaikan tersebut tidak menimbulkan gejolak di dalam negeri.