EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia menyatakan cadangan devisa (Cadev) Indonesia masih aman. Posisi Cadev pada akhir November 2015 tercatat sebesar 100,2 miliar dolar AS.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan, tidak ada level psikologis angka cadev, meskipun di angka 100 miliar dolar AS. Dia menjelaskan, cadev Indonesia pada 2008 sekitar 50 miliar dolar AS, dan pada 2013 sekitar 92 miliar dolar AS.
"Yang penting adalah cadev kita cukup untuk membiayai impor lebih dari 6,8 bulan impor dan utang pemerintah," jelasnya dalam pesan singkat kepada Republika, Rabu (16/12).
Selain itu, posisi cadev juga berada di atas standar internasional sekitar 3 bulan impor. Selain itu, Bank Indonesia telah melakukan kerja sama bilateral currency swap arrangement (BCSA) dengan Bank Sentral Australia pada Senin (14/12). Menurutnya, kerja sama tersebut akan memperkuat cadangan devisa Indonesia. "BCSA itu jika digunakan maka akan menambah cadev," ucapnya.
Dengan kondisi pelemahan mata uang di negara emerging market, Bank Indonesia masih akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar.
Ekonom PermataBank, Josua Pardede, mengatakan, posisi cadev Indonesia masih comfortable. "Dari sisi rasio sendiri sudah lebih dari standar internasional untuk membayar ULN dan pembayaran impor, BI pun cukup nyaman dengan cadev saat ini," ungkapnya saat dihubungi Republika.