EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Ketum Kadin) Rosan P. Roeslani mengatakan, kenaikan suku bunga The Fed sebenarnya sudah diantisipasi pasar. Bahkan, diperkirakan kenaikan akan dilakukan secara bertahap sampai 2017.
Dengan demikian, pemerintah harus mengantisipasi dengan adanya kenaikan suku bunga The Fed maka ada potensi penguatan dolar AS. "Kita harus mulai mendorong produk-produk ekspor agar kembali berjalan," ujar Rosan di Jakarta, Kamis (17/12). (Baca: BI Pilih Pertahankan Suku Bunga)
Menurut Rosan, untuk mendorong ekspor pemerintah harus memberikan insentif kepada dunia bisnis. Misalnya, perpajakan maupun insentif komoditas ekspor. Selain itu, pemerintah juga harus melakukan pembenahan di sektor logistik dan infrastruktur agar produk Indonesia bisa memiliki daya saing yang tinggi. (Baca: JK Nilai Suku Bunga The Fed Berpengaruh Kecil ke Ekonomi Nasional)
Rosan mengatakan, saat ini memang ada pertentangan antara moneter dan sektor riil. Menurut Rosan, seharusnya BI bisa mengambil sikap terhadap suku bunga di Indonesia. Karena, pembangunan sektor riil juga harus diperhatikan dalam manajemen perekonomian Indonesia. (Baca: Bankir: Perbankan Indonesia tak Terpengaruh Kenaikan Suku Bunga AS)
"Menurut saya, memang pasti ada risiko gejolak moneter ketika BI rate diturunkan, namun buat dunia bisnis kita nggak apa-apa karena ada kepastian," kata Rosan. (Baca: Kenaikan Suku Bunga The Fed tak Berdampak Besar kepada Ekonomi Indonesia)
Rosan menjelaskan, dunia usaha sudah memiliki rencana ke depan dan dapat mengantisipasi kondisi yang ada. Hal tersebut tentu saja sudah dipertimbangkan dalam faktor-faktor rencana bisnis ke depan. (Baca: Pengusaha Sudah Antisipasi Kenaikan Suku Bunga The Fed)