Sebelumnya, keputusan naiknya suku bunga acuan Bank Sentral AS (Fed rate) sebesar 25 bps menjadi 0,50 persen memberikan angin segar pada laju bursa saham global. Hal ini turut dirasakan bursa saham dalam negeri.
Sejak awal perdagangan kemarin, Kamis (17/12), laju IHSG langsung melonjak tajam ke level 4.500-an dari penutupan sebelumnya di level 4.483.
"Pelaku pasar seolah mendapat angin segar sehingga menambahkan kemampuannya untuk mengakumulasi lebih banyak saham dan juga obligasi," lanjut Reza.
Ia menyatakan, adanya utang gap kembali, tidak terlalu menjadi perhatian seiring dengan tingginya eforia atas hasil Rapat FOMC itu. Namun, menurut dia, ada juga yang mengkaitkan lonjakan IHSG juga berasal dari dampak keputusan salah satu petinggi DPR yang mengundurkan diri karena tersangkut kasus pelanggaran etika jabatan.
"Namun demikian, kami lebih memilih sentimen penggerak IHSG ialah berasal dari keputusan the Fed. Jika ingin ditambahkan, bisa jadi dari kemungkinan tetapnya level BI rate yang diasumsikan untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah," paparnya.