Selasa 22 Dec 2015 16:03 WIB

Sinergi Pertamina dan PGN Diapresiasi

Red: Ismail Lazarde
PGN
PGN

EKBIS.CO, JAKARTA --- Kesepakatan sinergi antara Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mendapatkan apresiasi. Pengamat gas M Kholid Syerazi mengatakan, dengan adanya kesepakatan itu, kedua belah pihak harus menjaga komitmen guna menuntaskan sinergi sebagaimana tertuang dalam kesepakatan.

“Tidak ada jalan lain, kecuali kedua BUMN harus menjaga sinergi itu. Mereka harus komitmen,” kata Kholid di Jakarta, Selasa (22/12).

Menurut Kholid, sinergi merupakan jalan terbaik untuk mengatasi mahalnya harga gas di Tanah Air. Apalagi hingga saat ini, harga gas di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Apabila hal itu terus dibiarkan, selain melemahkan daya saing juga akan membuat guncang banyak industri.

“Dampaknya sudah bisa dirasakan sekarang. Daya saing industri kita sangat lemah. Jika keduanya tidak komit untuk bersinergi, maka akan banyak industri yang terguncang karena tidak mendapat input bahan baku gas,” kata Kholid.

Kesepakatan sinergi Pertamina dan PGN sudah ditandatangani 20 November 2015 di KM Kelud antara Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Dirut PGN Hendi Prio Santoso. Dalam perjanjian tersebut tertulis, Pertamina dan PGN sepakat melakukan perencanaan pengembangan dan pengoperasian jaringan infrastruktur gas secara terpadu.

Pelaksanaannya dilakukan melalui sinergi operasi dan pengembangan infrastruktur yang dilakukan sejak Januari 2016. Sedangkan evaluasi mekanisme aksi korporasi dituntaskan selambat-lambatnya Desember 2016 untuk diimplementasikan sesegera mungkin.

Guna menjaga semangat sinergi tersebut, Kholid mengimbau agar kedua perusahaan tidak mengeluarkan komentar yang saling menyerang produk dan kinerja kedua perusahaan. “Ke depan, tidak lagi saling mendiskreditkan.”

Ketua Eksekutif Komite Indonesian Gas Society Achmad Widjaya mengatakan, sinergi PGN-Pertagas memang tidak mudah diwujudkan. Alasannya, kedua perusahaan itu berbeda. PGN adalah perusahaan terbuka, kendati pemerintah punya saham. Di sisi lain, Pertamina Gas sepenuhnya milik negara.

Menurutnya, jika kerja sama itu direalisasikan, yaitu berupa pemanfatan aset bersama, praktis pendapatan PGN menjadi berkurang. Achmad tidak yakin investor dan pemegang saham PGN akan bersedia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement