EKBIS.CO, DENPASAR -- Sejak awal Desember 2015, harga bumbu-bumbu pokok di sejumlah pasar tradisional Provinsi Bali melonjak signifikan. Kenaikannya pun hampir dua kali lipat dari harga normal diawal bulan.
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Bali berupaya menekan harga dengan menggelar pasar murah sejak pertengahan November hingga akhir Desember 2015.
"TPID Bali merapatkan barisan untuk menjaga stabilitas harga menghadapi momen perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Natal, dan juga Tahun Baru," kata Wakil TPID Bali, Dewi Setyowati di Denpasar, Jumat (25/12).
Dewi mengatakan TPID bersama instansi terkait menggelar pasar murah selama satu bulan terakhir di 17 lokasi, khususnya pusat inflasi di Denpasar, seperti di Desa Lebih, Banjar Taman Sanur, Desa Akah, Peguyangan Kaja, Dauh Purih Kaja, Sumerta Kelod, dan Abiantuwung. Di Klungkung, TPID Bali membuka pasar murah di Nusa Penida dan Banjarangkan.
Komoditas yang diperdagangkan di pasar murah ini antara lain cabai rawit, bawang merah, bawang putih, beras merah, minyak goreng, gula pasir, dan beras. Harganya dibanderol di bawah harga yang beredar di pasaran.
Bawang putih misalnya dijual Rp 20 ribu per kg, telur ayam ras Rp 14 ribu per 10 butir, sementara gula pasir Rp 11.500 per kg. TPID Bali, kata Dewi optimistis kegiatan pengendaian inflasi yang intensif dapat tercapai.
Sepanjang Januari-November 2015, inflasi di Bali mencapai 1,68 persen year on year (yoy), angka terendah selama 19 tahun terakhir. Realisasi inflasi akhir 2015 diperkirakan berkisar 4,4-4,7 persen yoy, di bawah proyeksi provinsi dan nasional.