EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (5/1) pagi, bergerak menguat sebesar 32 poin menjadi Rp 13.911 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.943 per dolar AS.
"Faktor teknikal menjadi salah satu penopang bagi mata uang rupiah kembali bergerak menguat, namun penguatan itu masih cenderung terbatas seiring dengan masih maraknya sentimen negatif yang beredar di pasar, terutama dari eksternal," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (5/1).
Reza mengemukakan, sentimen negatif yang datang dari Cina masih membayangi pasar uang berisiko seperti rupiah. Dengan pelemahan pada data manufaktur Cina, menyebabkan nilai mata uang yuan terdepresiasi yang diikuti oleh melemahnya sejumlah harga komoditas dunia.
"Melemahnya harga komoditas masih menjadi ancaman bagi mata uang berbasis komoditas, salah satunya rupiah. Nilai tukar rupiah masih menyimpan potensi pembalikan arah ke area negatif atau melemah," kata Reza.
Namun, ia mengharapkan optimisme pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi domestik dapat sesuai dengan yang dicanangkan dalam asumsi dasar ekonomi makro RAPBN Tahun 2016 sebesar 5,3 persen sehingga dapat menjaga fluktuasi nilai tukar domestik bergerak stabil.