EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (6/1) pagi, bergerak menguat sebesar tiga poin menjadi Rp 13.889 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 13.892 per dolar AS.
"Penurunan harga energi di dalam negeri menjadi salah satu faktor pemicu bagi rupiah untuk tetap berada di area positif," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan bahwa tekanan mata uang dolar AS terhadap mata uang di kawasan Asia yang cenderung mereda juga menambah faktor positif bagi nilai tukar rupiah melanjutkan penguatan. Kendati demikian, menurut dia, secara umum harga komoditas dunia yang belum beranjak naik masih akan menahan laju mata uang rupiah untuk menguat lebih tinggi. Harga minyak mentah di New York Mercantile Exchange berada di level 36,04 dolar AS per barel.
Selain itu, kata dia, pelaku pasar uang juga masih menanti isu yang berkembang yakni pengumuman reshuffle kabinet jilid II, serta laporan realisasi APBN 2016 untuk periode Januari sebagai konfirmasi atas optimisme target pertumbuhan di tahun ini.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa mata uang rupiah masih bertahan di area positif seiring dengan pelaku pasar uang yang cukup optimistis terhadap perekonomian domestik, pertumbuhan ekonomi pada 2016 yang sebesar 5,3 persen diproyeksikan tercapai. "Proyeksi itu menyusul optimisme pemerintah terhadap penyerapan anggaran belanja modal yang akan lebih cepat dibandingkan tahun 2015 lalu," ujarnya.
Di sisi lain, kata dia, Bank Indonesia juga masih akan terus menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah di pasar valas domestik agar tetap stabil, sehingga tidak membuat kekhawatiran pelaku usaha.
Baca juga: Faktor Penguat IHSG Hari Ini